© Tech Top News
Seiring dengan majunya teknologi digital ternyata juga diikuti dengan semakin jahatnya virus malware yang mengintai perangkat-perangkat kita. Malware adalah salah satu serangan siber yang akan sangat merugikan pengguna.
Mengenai malware ini, selain membuat perangkat tak bekerja secara maksimal, kasus terburuknya pengguna bisa saja dimintai tebusan untuk penghilangan virus tersebut. Ada juga yang berakhir dengan pencurian dokumen-dokumen penting.
Lalu, apa saja virus malware yang paling ganas yang bisa membuat pengguna kelimpungan menghadapainya.
Ini adalah sebuah virus malware pada smartphone Android yang berjenis ransomware. Malware ini tersebar di dalam dua aplikasi bernama 'Wallpapers Blur HD' dan 'Booster & Cleaner Pro' dalam Google Play Store.
Malware ini akan mengunci layar smartphone dan mengancam pengguna untuk membayar ransom dalam waktu 72 jam. Dan jika tidak dibayar dalam waktu yang ditentukan, malware ini akan membocorkan informasi dan data pengguna.
Malware yang menyerang Android pada 2017 ini hampir menginfeksi 14 juta perangkat. Jutaan perangkat yang terinfeksi oleh malware ini berawal dari unduhan aplikasi third-party dan terkena phishing.
Selain itu, malware Copycat ini juga dapat mengganti Referrer ID dalam aplikasi pengguna dengan ID milik mereka, sehingga setiap iklan yang muncul di aplikasi akan mengirim pemasukan aplikasi ke hacker alih-alih pembuat aplikasi.
Mengambil keterangan dari The Guardian, malware HummingBad ini menyerang perangkat Android dengan drive-by-download. Jadi, malware ini mencoba mendapatkan akses ke sistem Android dengan menggunakan akses root.
Jika gagal, malware ini akan menipu pengguna dengan memberikan notifikasi pembaruan yang palsu. HummingBad dapat mengambil alih ponsel Android dengan mencuri dan menjual informasi pengguna, dari akun email hingga informasi bank pengguna.
Baru-baru ini, dikabarkan dari ZDNet, malware Agent Smith ini telah masuk ke 25 juta perangkat Android. Cara kerja malware ini adalah memanfaatkan kerentanan dari dalam sistem operasi Android, dan mengganti aplikasi yang telah dipasang dengan aplikasi palsu berbahaya secara otomatis tanpa disadari pengguna.
Kebanyakan, korban malware ini terdapat di wilayah Asia Selatan. Salah dua aplkasi yang dimanfaatkan oleh malware ini adalah WhatsApp dan Opera Mini. Melalui dua aplikasi ini kabarnya malware ini bisa mencuri informasi pribadi dari pesan-pesan yang terdapat di ponsel sampai informasi bank.
Melansir dari CNN Indonesia, malware Gooligan ini sangat membahayakan data akun Google kita. Malware ini memungkinkan hacker untuk mengakses Gmail, Google Photos, Google Docs, Google Play, Google Drive, dan aplikasi Google lain milik pengguna.
Malware ini menangkap informasi akun email dan token otentifikasi untuk mengakses akun Google. Penyerang menggunakan token tersebut untuk memasang aplikasi tertentu dari Google Play pada perangkat yang telah terinfeksi untuk meningkatkan pendapatan iklan pada aplikasi.