Doyan Streaming Video Porno Ternyata Bisa Merusak Alam lho

Reporter : Andrawira Diwiyoga
Selasa, 1 September 2020 14:50
Doyan Streaming Video Porno Ternyata Bisa Merusak Alam lho
Hal ini terkait dengan karbon dioksida yang dihasilkan

Streaming video secara online sudah menjadi hiburan dan juga edukasi favorit banyak orang. Tidak bisa dipungkiri, streaming video porno sudah menjadi tontonan favorit banyak orang.

Namun, hal ini ternyata dapat merusak alam lho. Percaya tidak percaya streaming video porno dapat merusak lingkungan.

Hasil penelitian dari pusat studi Prancir, The Shift Project, mengatakan kalau industri pornografi menghasilkan polusi yang setara dengan negara Belgia.

1 dari 5 halaman

300 Juta Ton Karbon Dioksida

Dikutip dari The Independent, para peneliti mengatakan kalau video streaming menciptakan 300 juta ton karbon dioksida setiap tahunnya. Sepertiga dari karbon dioksida tersebut berasal dari streaming video pornografi.

Maxine Efoul-Hess, peminpin dari penelitian ini yang ahli dalam permodelan komputer, mangatakan bahwa konsumsi energi dari teknologi digital meningkat sembilan persen tiap tahunnya. Padahal, enam puluh persen aliran data dunia berasal dari streaming video online.

" Dampak lingkungan langsung ataupun tidak langsung terkait penggunaan teknologi digital kian meningkat dengan cepat," ucap peneliti.

Ilustrasi Pornografi

2 dari 5 halaman

4 Persen Emisi Gas Rumah Kaca

Secara keseluruhan, teknologi digital memancarkan empat persen emisi gas rumah kaca lebih banyak daripada penerbangan sipil. Kegiatan orang-orang yang ingin membuat video berkualitas tinggi diyakini menjadi faktor pendorong emisi dua kali lipat daripada sekarang.

Industri pornografi merupakan bisnis yang masih bergantung pada pemasaran online, berbeda dengan film dan televisi yang memiliki platformnya sendiri.

3 dari 5 halaman

Dampak dari Layanan Streaming

" Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya penyedia layanan digital untuk berpikir lebih hati-hati mengenai dampak dari layanan yang mereka hadirkan." ucap ilmuwan dari University of Bristol Christ Preist.

" Individu juga harusnya tidak menuntut koneksi internet seluler berkualitas tinggi di manapun, mungkin itu tindakan kecil yang bisa dilakukan oleh individu sebagai pengguna teknologi," lanjut Preist.

4 dari 5 halaman

Solusinya

Solusi yang diberikan oleh para peneliti dari The Shift Project adalah dengan mengurangi pemutaran video secara otomatis atau mentransmisikan video resolusi tinggi ketika tidak diperlukan.

Contohnya, video dengan resolusi 8K merupakan sebuah pemborosan, padahal video berkualitas rendah saja sudah cukup nyaman untuk dinikmati.

" Dari sudut pandang perubahan iklim dan batasan lingkungan, tantangannya bukan melawan pornografi atau membatasi pengobatan jauh, Netflix, atau email. Tantangan sebenarnya adalah menghindari konsumsi berlebihan dan yang dianggap kurang penting," ucapnya.

Beri Komentar