© 2021 Https://Google Doodle
Kamu bisa melihat seorang wanita berjas putih mengenakan stetoskop sambil menggendong bayi. Beginilah cara Marie Thomas dideskripsikan sebagai bentuk perayaan ulang tahun ke-125 Marie Thomas.
Tidak banyak yang tahu bahwa Marie Thomas adalah wanita pertama di Indonesia yang menjadi dokter. Bukti sejarah mengenai peran Marie Thomas sebagai dokter wanita pertama Indonesia ada di Museum Kebangkitan Nasional.
Berikut profil lengkapnya khusus untukmu.
" Ibu Marie Thomas adalah perempuan dari Minahasa. Dan adalah dokter perempuan pertama di Indonesia, lulusan STOVIA pada tahun 1922," ucap pendidik Museum Kebangkitan Bangsa itu saat virtual visit dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI di YouTube Puspeka Kemdikbud.
Ketika STOVIA berdiri pada tahun 1902, awalnya hanya menerima anak laki-laki yang bersekolah di sini, seperti yang dikatakan Swa. Pasalnya, saat itu hanya menerima siswa laki-laki karena sistem pesantren.
" Baru pada 1910-an, STOVIA membuka diri untuk perempuan. Murid perempuan nge-kos di sekitar sekolah. Marie Thomas adalah murid pertama perempuan," lanjut Swa.
Saat itu, dibutuhkan waktu sekitar 10 tahun untuk mendapatkan gelar dokter. Terdiri dari 3 tahun persiapan dan 7 tahun untuk sekolah.
Bukti bahwa Marie Thomas lulus sebagai dokter ditampilkan pada papan STOVIA Lulusan 1902-1926 di Museum Kebangkitan Nasional.
Marie Thomas lahir di Likopang, Minahasa, Sulawesi Utara pada tanggal 17 Februari 1896. Ia merupakan putri dari Adiran Thomas dan Nicolina Maramis.
Ayahnya adalah seorang tentara, sehingga Marie kecil harus sering berpindah-pindah setelah ayahnya bertugas. Pantas saja si kecil Marie sering pindah sekolah.
Ia menyelesaikan pendidikannya di Europeesche Lagere School (ELS), sebuah sekolah khusus untuk anak-anak Kristen Eropa dan Bumiputera di Manado. Marie Thomas lulus dari ELS pada tahun 1911.
Kemudian, pada tahun 1912, Marie mendapat beasiswa dari STOVIA. Selama sepuluh tahun menimba ilmu kedokteran, Marie ulus pada tahun 1922, ia langsung bekerja di rumah sakit terbesar di Batavia saat itu, Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (CBZ) - kini Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo seperti dikutip situs Muskitnas.
Tidak berhenti belajar, Marie Thomas kemudian mengambil sekolah spesialis. Ia belajar ginekologi dan kebidanan.
Selain itu, Marie merupakan salah satu dokter pertama yang terlibat dalam kebijakan pengendalian kelahiran bayi melalui metode kontrasepsi Intrauterine Device (IUD).
Di STOVIA, Marie Thomas juga menemukan partner, Mohammad Yusuf. Cinta mereka bersemi saat menjadi teman sekelas di STOVIA.
Setelah menikah, Marie dan Yusuf pindah ke Padang, kampung halaman Yusuf dan bekerja di sana sebagai dokter. Pernikahan mereka dikaruniai dua orang anak bernama Sonya dan Eri.
Marie ingin ilmunya dibagikan kepada masyarakat luas. Tahun 1950 mendirikan sekolah kebidanan di Bukittinggi. Sekolah kebidanan ini merupakan yang pertama didirikan di Sumatera, dan kedua di Indonesia.
Marie Thomas meninggal pada tahun 1966 pada usia 70 karena pendarahan otak mendadak.