© Shutterstock.com/aslysun
Di masa pandemi seperti sekarang ini, kita diwajibkan untuk selalu menggunakan masker. Masker merupakan salah satu perisai kita dalam terhindar dari pandemi covid-19.
Bahkan, sudah banyak tempat yang mewajibkan para pengunjungnya untuk menggunakan masker. Jika tidak memakai masker, maka orang tersebut tidak boleh masuk.
Maka dari itu, teknologi pemindai wajah kini sudah berbenah dalam menghadapi pandemi dan makin canggih. Kini sistem pemindai wajah dapat memindai wajah walaupun penggunanya masih memakai masker.
Dikutip dari Merdeka, informasi ini dipublikasikan oleh National Institute for Standards and Technology (NIST). Berdasarkan pengujian terhadap 150 algoritma pengenalan wajah terpisah, laporan ini menunjukkan masker bukan lagi masalah bagi sistem pemindai wajah.
Hasil ini dikatahui dengan cara vendor secara sukarela akan mengirimkan algoritma pengenalan mereka untuk diuji. Lalu, pihak NIST menerbitkan hasil pengujian atas algoritma yang dikirimkan secara bergilir.
Saat diuji pada bulan Juni lalu, algoritma pemindai wajah tidak terlalu baik dalam mengenali pengguna bermasker. Terdapat kesulitan mengenali wajah saat mulut dan hidung tertutup.
Laporan NIST tersebut berfokus pada false non-match rate (FNMR), mengacu pada berapa banyak wajah yang dikenali tanpa adanya peringatan dari algoritma.
Di bulan Juli, tingkat kesalahan untuk beberapa algoritma pemindai wajah meninhgkat antara 5-50 persen saat dihadapkan pada pengguna bermasker.
Dengan banyaknya waktu selama pandemi, para pengembang jadi dapat fokus dalam masalah penggunaan masker ini. Data NIST pun menunjukkan, algoritma pengenalan wajah kian pintar mendeteksi muka dengan masker.
Tanpa menggunakan masker, algoritma pemindai wajah terbaik memiliki tingkat kjesalahan sebesar 0,3 persen. Tapi, angka tersebut meningkat dengan pengguna vbermasker sebsar 5 persen.
" Beberapa algoritma pra-pandemi masih tetap paling akurat pada foto dengan masker. Beberapa pengembang telah mengirimkan algoritma setelah pandemi menunjukkan akurasi peningkatan meningkat secara signifikan. Algoritma yang sekarang paling akurat selama pengujian," ucap laporan tersebut.
Kini, delapan algoritma berbeda memiliki rasio ketidakcocokan di bawah 0.05 persen. Para penulis mencatat ada sejumlah keterbatasan penelitian.
Tidak menggunakan foto, para peneliti menerapkan masker digitsal untuk memastikan konsistensi di seluruh sampel.
" Kami tidak bisa melakukan simulasi menyeluruh mengenai variasi warna, desain, bentuk, tekstur, dan cara pemakaian. Pasalnya masker digital adalah masker bedah biru yang menutupi seluruh lebar wajah," kata laporan tersebut.
Jadi, kamu udah gak perlu copot masker lagi deh waktu memindai wajah, apalagi di tempat umum.