©qz.com
Human Immunodeficiency Virus atau yang sering disebut dengan HIV, merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh penderitanya. Bila tak segera diobati, HIV akan meningkat menjadi AIDS dan beresiko besar pada kematian.
Berbicara tentang HIV, sangat penting untuk tahu bagaimana penularannya dan gejala HIV di awal. Ini karena deteksi dini HIV dapat membantu memastikan pengobatan yang cepat, mengendalikan virus dan mencegah perkembangan ke tahap 3 HIV.
Seperti di bagian awal artikel ini, beberapa gejala HIV muncul dengan wujud mirip flu, diantaranya:
Dilansir dari medicalnewstoday.com, virus HIV di dalam tubuh berkembang melalui tiga tahapan, di mana setiap tahapan memiliki karakteristik dan gejala HIV tertentu.
Tahap ini biasanya terjadi 2-4 minggu setelah transmisi, dan tidak setiap orang akan menyadarinya.
Pada tahap ini, gejala HIV meliputi demam, sakit, dan kedinginan yang hampir sama dengan gejala flu. Beberapa orang tidak menyadari bahwa mereka sedang terinfeksi virus karena gejalanya ringan dan mereka tidak merasa sakit.
Pada tahap ini, seseorang akan memiliki jumlah virsu yang besar dalam aliran darahnya, yang berarti mudah menularkannya.
Di tahap ini, penderita nggak bakalan merasa sakit apapun karena tidak adanya gejala HIV yang muncul. Makanya, para dokter menyebut fase ini sebagai fase tanpa gejala. Tahap ini dapat berlangsung selama 10 tahun atau lebih jika orang tersebut tidak mencari pengobatan
Pada tahap ini, obat yang disebut terapi antiretroviral (ART) dapat mengendalikan virus, yang berarti bahwa HIV tidak berkembang. Ini juga berarti bahwa orang cenderung menularkan virus kepada orang lain.
Ini merupakan tahap yang paling parah, di mana jumlah virus dalam tubuh telah menghancurkan populasi sel-sel kekebalan tubuh. Gejala HIV AIDS meliputi:
Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh sangat lemah. Hal inilah yang memungkinkan infeksi oportunistik menyerang tubuh.
Berbicara tentang HIV, sangat penting untuk tahu bagaimana penularannya dan gejala HIV di awal. Ini karena deteksi dini HIV dapat membantu memastikan pengobatan yang cepat, mengendalikan virus dan mencegah perkembangan ke tahap 3 HIV.
Seperti di bagian awal artikel ini, beberapa gejala HIV muncul dengan wujud mirip flu, diantaranya:
Pada tahapan ini, virus bergerak ke aliran darah dan mulai mereplikasi diri dalam jumlah besar. Ketika itu terjadi, sistem kekebalan tubuh sedang memicu reaksi peradanganan, makanya muncul gejala HIV berupa demam ini
Ini merupakan gejala HIV yang paling pertama, yang disertai dengan gejala HIV lainnya berupa kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan.
Saat virus HIV mengepung sistem daya tahan tubuh, ada respon peradangan yang sedang terjadi. Fase ini lah yang membuat penderita kadang merasa lemah, letih, lesu, dan sampai seolah kehilangan nafas. Kelelahan juga bisa merupakan gejala HIV awal.
Seperti yang sudah diulas di bagian awal artikel, gejala HIV mirip sekali dengan gejala flu. Namun yang menjadi pembeda dan khas yakni adanya kondisi berupa pembengkakakn kelenjar getah bening.
Gejala HIV ini muncul di kelenjar getah bening di sekitar leher, ketiak dan selangkangan. Ini dapat terjadi setelah infeksi HIV.
Batuk dan flu memang wajar menimpa seseorang. Tapi kalua berlangsung berminggu-minggu hingga berbulan-bulan? Waspadai gejala HIV.
Ruam adalah gejala HIV yang biasanya terjadi dalam dua bulan pertama setelah tertular virus. Seperti gejala HIV lainnya, ruam ini mudah disalah artikan sebagai gejala infeksi virus lain.
Selain itu, dalam beberapa kasus, ruam pada gejala HIV ini dapat terlihat mirip dengan bisul dengan gatal, dan berjerawat merah muda.
Orang yang hidup dengan HIV dapat mengalami sakit kronis karena infeksi atau obat yang mengobatinya. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan rasa sakit penyebab nyeri ini :
Luka mulut adalah gejala HIV secara umum. Faktanya, antara 32 dan 46 persen ODHA mengalami komplikasi mulut karena sistem kekebalan yang melemah.
Luka mulut ini dapat mengganggu kesehatan seseorang. Dalam kasus HIV, luka dan infeksi ini lebih sulit diobati, dan juga dapat mengganggu makan dan pengobatan.
Mayoritas penderita mengeluarkan keringat di malam hari, sebagai salah satu gejala HIV. Dan hal ini biasanya nggak berhubungan dengan adanya aktivitas yang dilakukan di saat tersebut atau suhu ruang.
Diare adalah salah satu komplikasi paling umum dari gejala HIV. Kondisinya bervariasi mulai dari ringan hingga parah. Ini karena HIV membahayakan sistem kekebalan tubuh dan dapat mengakibatkan infeksi oportunistik yang menyebabkan banyak gejala
Diare bukan cuman jadi akibat dari penularan virus dan gejala HIV, namun bisa juga karena efek samping umum dari obat HIV. Seiring dengan diare, obat-obatan ini dapat menyebabkan efek samping lain seperti mual atau sakit perut.
Ditambah, gejala HIV berupa diare ini muncul karena infeksi Mycobacterium avium complex (MAC) dan Cryptosporidium. HIV itu sendiri mungkin merupakan patogen yang menyebabkan diare.
Cold sores (herpes mulut) dan herpes kelamin dapat menjadi gejala HIV. Hal ini karena herpes kelamin dapat menyebabkan borok yang memudahkan HIV masuk ke dalam tubuh selama berhubungan intim.
Nggak cuman gejalanya yang masih sering sulit diidentifikasi oleh orang awam, cara penularan HIV pun masih sering salah kaprah. Kurangnya informasi ini sering bikin penderita jadi nggak aware sama masalah HIV.
Hoax cara penularan HIV yang masih kental di masyarakat membuat penderita sering mendapatkan perlakuan diskrimasi. Akibatnya, mereka kurang terbuka, yang berujung pada susahnya petugas kesehatan mengakses mereka. Susah, kan?
Setelah mengetahui tentang gejala HIV ini, nggak lengkap dong kalau nggak tau gimana penularannya.
Penularan HIV bisa melalui:
Sedangkan HIV nggak bisa ditularkan dari:
Pada laki-laki, gejala HIV di awal biasanya nggak terlalu spesifik. Gejala HIV ini sering disalahartikan dengan penyakit flu atau kondisi ringan lainnya. Makanya, gejala HIV ini sering diremehkan.
Pria bisa saja mengalami gejala HIV ini beberapa hari hingga beberapa minggu setelah tertular virus. Gejala HIV bisa berupa:
Mirip flu, kan? Beberapa pria juga mengalami gejala HIV yang lebih parah sejak dini, diantaranya:
Namun ada juga beberapa gejala HIV yang kurang umum terjadi, seperti halnya:
Makanya, banyak pria yang meremehkan gejala HIV ini dan menunda menemui dokter sampai muncul gejala HIV yang lebih buruk, padahal bisa jadi pada saat itu infeksi mungkin telah berkembang.
Selain itu, fakta kalau pria nggak berusaha berobat segera setelah gejala HIV ini muncul,menjadi penyebab kenapa virus ini mempengaruhi pria lebih parah daripada wanita.