10 Pencegahan HIV AIDS, Kamu Sudah Tau, Belum?

Reporter : Dhewi Bayu Larasati
Selasa, 7 April 2020 17:03
10 Pencegahan HIV AIDS, Kamu Sudah Tau, Belum?
Jumlah penderita penyakit HIV masih saja tinggi. Kira-kira, bagian mana dari pencegahan HIV yang masih berat?

Human Immunodeficiency Virus atau yang sering disebut dengan HIV, merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh penderitanya. Kalau nggak segera diobati, HIV akan meningkat menjadi AIDS dan beresiko besar pada kematian.

Nggak kayak virus flu, korona dan campak yang bisa menyebar lewat udara dan cairan penderitanya, penularan virus HIV hanya melalui cairan tubuh tertentu. Sehingga sebenernya pencegahan HIV dan penularannya juga lebih mudah.

Sayangnya, penyakit ini membawa stigma bagi penderitanya. Entah karena ketidaktahuan tentang informasi penularan HIV atau pandangan dalam norma mengenai penularannya, penderita sering mengalami diskriminasi.

Padahal, informasi yang keliru mengenai cara penularan HIV ini akan menghambat upaya petugas medis dan aktivis dalam kampanye pencegahan dan pengobatan HIV.

1 dari 3 halaman

Pencegahan HIV AIDS

Ilustrasi Pita HIV

Sebenarnya pencegahan HIV AIDS ini nggak berat kok kalau mengacu pada dasar-dasar penyebarannya. Penyebaran HIV dari orang ke orang dilakukan melalui cairan rubuh tertentu dari orang yang terinfeksi. Cairan tubuh apa aja?

  • Darah
  • Air mani
  • Cairan pra-seminal
  • Cairan rektal
  • Cairan bagina
  • ASI

Nah, penularannya cuman bisa terjadi kalau cairan ini bersentuhan dengan selaput lendir atau jaringan yang rusak atau secara langsung disuntikkan ke dalam aliran darah. Selaput lendir sendiri ditemukan dalam rektum, vagina, lubang penis, dan mulut. Dari dasar-dasar tersebut jadi kebayang kan apa aja yang harus dilakukan sebagai upaya pencegahan HIV?

Tahu tentang Faktor Risiko

Yang pertama banget harus dilakukan dalam pencegahan HIV ini yaitu seseorang harus tahu dulu gimana penyebarannya. Harus diakui masih banyak orang yang nggak tau tentang penyebaran HIV, nggak tau tentang pencegahannya, atau bahkan meremehkan faktor risiko.

Misalnya, seseorang merasa nggak bakalan tertular penyakit HIV trus jadi nggak aware tentang pasangan dan keamanan berhubungan seksual, misalnya.  Padahal, dia memegang satu faktor risiko penularan.

Nah, makanya itu di awal banget setap orang harus tahu apakah dia punya faktor risiko atau tidak.

Menggunakan Kondom

Sebagian besar kasus HIV menular lewat kontak seksual baik anal maupun vaginal tanpa menggunakan kondom. Selain sebagai pencegahan HIV, kondom juga mencegah penularan berbagai penyakit seksual seperti gonore dan klamidia. Tapi, kondom ini nggak efektif untuk mencegah penyakit seksual yang penyebarannya dari kulit ke kulit, seperti herpes genital dan sipilis.

Kondom lateks disebut sebagai cara pencegahan HIV paling baik. Tapi gimana kalau seseorang punya alergi terhadap lateks?

Well, dia bisa menggunakan kondom dari bahan polyurethane (plastik) atau polyisoprene (karet sintetis). Sayangnya, fungsinya untuk pencegahan HIV nggak optimal karena bahan ini mudah pecah. Untuk kondom membran alami misalnya kulit domba nggak bisa memberikan pencegahan HIV karena punya lubang kecil di dalamnya.

2 dari 3 halaman

Cara Pencegahan AIDS

Ilustrasi Pita HIV

Penyakit AIDS merupakan infeksi HIV yang berkembang dan nggak diobati. Pencegahan AIDS bisa dilakukan di awal banget dengan pencegahan HIV terlebih dahulu.

Apa aja caranya?

Mengurangi Pasangan Seksual

Ini bis menurunkan risiko sekaligus sebagai pencegahan HIV, karena bisa aja kan salah satu pasangan kamu terinfeksi dan menularkan HIV. Semakin banyak pasangan, maka viral loadnya nggak bisa ditekan.

Coba deh hitung misalnya seseorang punya tiga pasangan seksual, sementara salah satu dari ketiganya punya lebih dari satu pasangan dan salah satunya terinfeksi HIV. Waduh, berabe kan?

Konsumsi Profilaksis Pra Pajanan

Kalau seseorang punya risiko tinggi terinfeksi HIV, maka dia bisa kok meminta dokter untuk mencegah pencegahan HIV ini.

Siapa aja yang berisiko?

  • Seseorang dengan negatif HIV tapi punya pasangan yang positif HIV
  • Pria yang berhubungan seksual dengan pria dan wanita
  • Pria atau wanita heteroseksual yang tidak secara teratur menggunakan kondom saat berhubungan seks dengan pasangan yang status HIV nya belum diketahui, namun punya risiko tinggi.

3 dari 3 halaman

Pencegahan Penyakit HIV

Ilustrasi Pita HIV

Dilaporkan oleh UNAID, pada tahun 2008 lalu dilaporkan terdapat 640 ribu orang mengidap HIV di Indonesia. Sebanyak 46 ribu di antaranya merupakan pengidap baru, dan dilaporkan sebanyak 38 ribu orang meninggal akibat kommplikasi AIDS.

Pencegahan HIV bukan hanya tentang ikut sama aturan kesehatan yang berlaku, tapi kesadaran dari diri sendiri tentang apa yang udah penderita lakukan, dan gimana melindungi diri dan orang lain dari infeksi.

Menumbuhkan kesadaran ini memang berat, dan bukan hanya dibebankan sama peerintah doang. Dibutuhkan pendekatan holistik yang membuat seseorang cukup sadar buat memahami gimana tentang dinamika penyebaran dan gimana pencegahannya.

Pencegahan HIV bisa melaui cara berikut:

Hindari Penggunaan Jarum Bersama

Tahu nggak sih kalau tingkat HIV di kalangan pengguna narkoba suntik sangat tinggi, diperkirakan 20 sampai 40 persen penggunanya terinfeksi HIV.

Ini karena jarum, jarum suntik maupun peralatan injeksi lainnya mungkin masih terkandung darah, dimana darah dapat sebagai cara penularan HIV.

HIV dapat bertahan hidup dalam jarum suntik bekas pakai hingga 42 hari, tergantung pada suhu dan faktor lainnya.

Lalu, bagaimana pencegahan HIV dengan jarum?

Yakni dengan penggunaan jarum sekali pakai, atau menggunakan cairan klorin untuk membersihkan jarum, alat suntik, dan alat-alat yang sangat mungkin terpapar darah dari pasien.

Selain itu, banyak penularan HIV terjadi melalui penggunaan jarum suntik saat pemakaian narkoba. Untuk itu, secara khusus, penggunaan narkoba suntik harus dihentikan untuk pencegahan HIV.

Hindari Seks Anal

Jenis seks ini paling berisiko tinggi menularkan HIV. Why? Karena lapisan rektum di anus sangatlah tipis seningga memungkinkan virus HIV untuk masuk ke dalam tubuh selama seks anal. Tapi tentu aja ini bisa dicegah dengan penggunaan kondom kok.

Bisakah Pencegahan HIV dilakukan dengan Tidak melaukan Oral Seks?

Secara umum, ada sedikit atau hampir nggak ada risiko penularan HIV melalui oral seks. Secara teoritis sih sangta mungkin terjaid penularan kalau pria dengan HIV-positif berejakulasi di mulut pasangannya. Rapi risikonya masih sangat rendah dibanding seks anal dan vaginal

Kegiatan Seksual tanpa Kontak Cairan Tubuh

Gimana kalau having seks tanpa melibatkan cairan tubuh? Ini bisa jadi cara pencegahan HIV, meski tetep bisa menimbulkan risiko untuk penuaran penyakit seksual lainnya.

Sunat pada Laki-Laki

Dari laman cdc.gov menyebut kalau laki-laki yang disunat lebih kecil kemungkinannya tertular HIV dari laki-laki yang tidak disunat, bila dihadapkan pada pasangan seksual wanita yang positif HiV.

Lalu,apakah sunat bisa jadi pencegahan HIV? Nggak juga, hanya mengurangi risiko saja. Pencegahan HIV dengan sunat juga nggak punya tingkat keefektifan yang tinggi dibandingkan metode lain seperti halnya penggunaan kondom.

Intervensi Dini

Penularan HIV bsia terjadi antara ibu hamil dan anak yang dilahirkannya. Pencegahan HIV dilakukan dengan mencangkup semua tahap kehamilan, dari perawatan sebelum dan seduahnya.

Kunci keberhasilan pencegahan HIV ini terletak pada intervensi dini. Apa itu? Gini, walaupun sangat mungkin melakukan pencegahan HIV dari penularan saat kelahirna, tapi peluang akan lebih besar bila dilaukan melalui perawatan saat kehamilan.

Pencegahan HIV pada ibu hamil bisa dilakukan dengan terapa antiretroviral untuk ibu dan anak, di mana risiko penularannya saai ini kurang dari dua persen.

Profilaksi Pascapajanan (PEP)

Gimana kalau misalnya seseorang nggak menggunakan kondom lalu melakukan kegiatan berisiko tinggi terhadap penularan HIV dan merasa yakin telah terinfeksi. Bisakah pencegahan HIV tetap dilakukan?

Jawabannya adalah iya, yaitu dengan obat untuk mengurang risiko infeksi yang disebut proflaksi pascapejanan (PEP. Dalam kebanyakan kasus, metode ini berlangsung selam 28 hari melibatkan obat antiretroviral dua-dalam-satu Truvada (tenofovir + emtricitabine)

Penelitian menunjukkan kalau PEP bisa menjadi pencegahan HIV hingga 81 oersen jika dimulai 72 jam setelah paparan, meski idelanya dilakukan lebih awal.

 

Beri Komentar