© 2020 Shutterstock.com/Sirisak_baokaew
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang terjadi sebagai akibat paparan dari berbagai hal akibat aktivitas kerja. Penykit ini punya sebab yang beragam, mungkin karena faktor-faktor yang ada di lingkungan kerja atau faktor lain yang kemudian berperan untuk mengembangkan penyakit tersebut.
Melansir Encyclopedia Britannica, penyakit akibat kerja dihasilkan dari berbagai faktor biologis, kimia, fisik, atau psikologis yang ada di lingkungan kerja, atau dalam perjalanan kerja.
Pada dasarnya, penyakit akibat kerja ini bisa dicegah kok. Bahkan penyebabnya bisa dibilang karen akondisi kerja yang salah.
Mengendalikan bahaya kesehatan yang ada di tempat kerja bisa mengurangi angka kejadian penyakit ini, dengan manfaat moral dan ekonomi yang jauh lebih besar.
Melansir Indonesia Safety Center, berikut contoh penyakit akibat kerja yang menjadi risiko untuk karyawan di berbagai industri.
Melansir Johns Hopkins Medicine, paparan berulang dan jangka panjang unuk iritasi tertentu selama bekerja, bisa menyebabkan penyakit akibat kerja seperti penyakit paru-paru. Efeknya bisa berlangsung jangka panjang, bahan setelah udah nggak bekerja di tempat tersebut lagi.
Ini bisa terjadi karea sifat lokasi, pekerjaan dan linkungan pekerjaannya lebih berisiko terhadap paru-paru ketimbang pekerjaan yang lain.
Banyak orang yang mengira kalau pekerja tambang adalah satu-satunya orang yang rentan terkena penyakit akibat kerja ini. Padahal ini juga bisa terjadi pada montir atau mereka yang bekerja di pabrik tekstil.
Penyakit kulit menempati posisi lima besar dalam penyakit akibat kerja yang paling banyak terjadi. Biasanya ini disebabkan karena bahan kimia atau tangan yang basah dalam waktu yang lama.
Jenisnya bisa berupa dermatitis kontak, yakni radang kulit yang dihasilan karena iritasi. Atau bisa juga nih kulit mengalami irirtasi
Ini terjadi pada pekerja yang terpapar kebisingan tinggi dalam waktu yang lama. Suara tersebut bisa muncul karena mesin atau karena hal lainnya.
Mereka yang bekerja sebagai analis bahan kimia sangat rentang dengan risiko penyakit akibat kerja ini. Karena, setiap hari mereka berhubungan dengan bahan-bahan kimia. Terlebih lagi orang yang bekerja langsung menangani limbah industri.
Keracunan ini bisa disebabkan oleh zat-zat logam berat seperti kadmium, raksa, timbal, dan lainnya.
Ini terjadi akibat radiasi komputer, dan menimpa mereka yang bekerja dengan menatap layar terus-terusan. Untuk itu penting banget untuk memakai pelindung mata dan beristirahat.
Penyakit akibat kerja ini bisa terjadi oleh mereka yang berdekatan dengan zat-zat radioaktif, yang menimbulkan radiasi. Kelainan genetik ini bahaya banget karena bisa berpengaruh pada keturunan.
Bisa menimpa mereka yang bekerja secara fisik. Apabila fisik terus dipacu untuk kerja melebihi kapasitas, bukan nggak mungkin terjadi penyakit akibat kerja pada otot dan syaraf.
Bisa karena bakteri dan virus yang ditularkan oleh rekan kerja, atau pasien pada mereka yang bekeraj di fasilitas kesehatan. Atau bsia juga infeksi akibat luka karena kecelakaan kerja.
Penyakit akibat kerja ini bisa muncul karena faktor lingkungan, seperti suhu yang sering berubah, udara kotor atau yang lainnya. Tapi bisa juga menimpa mereka yang sensitif pada kondisi tertentu.
Yakni penyakit akibat kerja yang rentan dialami mereka yang terlalu lama mengetik di komputer. Ini karena kegiatan mengetik bisa menyebabkan ketegangan di bagian otot, tendon, saraf di lengan, jari, dan juga pergelangan tangan.
Gejala penyakit akibat kerja ini bisa berupa rasa sakit, mati rasa hingga kesemutan di bagian tangan dan juga lengan.
Masih menurut Encyclopedia Britannica, pengertian penyakit akibat kerja yaitu penyakit yang terkait dengan pekerjaan atau industri tertentu. Ini bisa karena faktor risiko pekerjaan baik karena profesi atau lokasi tempat bekerja.
Penyakit akibat kerja tersebut bisa dicegah dengan menerapkan pedoman kesehatan dan keselamatan kerja. Kalau ternyata tempat kerja kamu belum memberikan fasilitas tersebut, nggak ada salahnya untuk mengajukannya.
