© 2020 Shutterstock.com/BlurryMe
Meski terdengar sama, nyatanya pengapuran tulang dan pengeroposan tulang adalah kondisi yang berbeda. Penyebab pengapuran tulang adalah karena peradangan pada sendi karena bantalan yang menipis seiring waktu, sedangkan pengeroposan terjadi karena berkurangnya kepadatan tulang.
Bila pengapuran menyerang sendi, pengeroposan menyerang tulang seseorang. Keduanya sama-sama berakibat kondisi tulang yang mudah patah.
Sebenarnya penyebab pengapuran tulang yang utama yaitu karena penuaan. Penuaan berarti sendi tubuh sudha terlau lama 'digunakan', mengakibatkan kerusakan tulang rawan sehingga apenderita bisa merasakans akit atua bengkak.
Tapi kira-kira nih, ada nggak ya makanan penyebab pengapuran tulang? Sayangnya, Diadona.id belum nemu nih makanan apa saja yang jadi penyebabnya. Hanya saja,dilansir dari Healthline, ada beberapa makanan yang harus dihindari karena bisa menyebabkan peradangan di tubuh yang bisa memperburuk gejala pengapuran tulang. Pun menghindari makanan berikut bisa membantu mencegah pengapuran tulang. Apa saja?
Karbohidrat tinggi gulam seperti kue, nasi, roti yang berlebihan bisa mengubah respon kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Reaski ini bisa memperburuk peradangan dan membuat persendian yang tegang ajdi makin lemah.
Terlalu banyak garam yang dikonsumsi bisa menyebabkan sel tubuh jadi menahan air. Akibatnya, sel ini membengkak.
Tubuh memang membutuhkan natrium untuk berfungsi. Tapi, makan garam terlalu banyak bisa menyebabkan reaksi peradangan. Inilah kenapa garam bisa jadi penyebab pengapuran tulang.
Aduh, ini nih yang susah banget ditahan. Penelitian menyebut kalau makanan yang tinggi lemak jenuh, seperti gorengan, bisa meningkatkan peradangan pada tubuh dan memperparah nyeri karena pengapuran tulang.
Minyak yang digunakan untuk menggoreng makann bisa menciptakan reaksi kimia dalam tulang da nmeningkatakn kolesterol.
Beberapa orang percaya kalau produk susu bisa jadi penyebab pengapuran tulang. Studi menyebut kala orang dengan artritis yang nggak lagi minum susu, mengalmi perbaikan gejala yang signifikan.
Sayangnya, penelitian ini malah kontradiktf dengan penelitiannya lainnya tentang makanan penyebab pengapuran tulang.
Produk gandum olahan bisa merangsang respon peradangan tubuh. Dengan kata lain, roti, pasta olahan, dan makanan yang berasal dari tepung terigu secara nggak langsung bisa jadi penyebab pengapuran tulang.
Harvard Medical School menyatakan kalau asam lemak omega-6 bisa meningkatkan peradangan dalam tubuh dan bikin nyeri karena pengapuran tulang jadi makin parah. Asam Lemak Omega-6 ini ada pada kuning telur dan juga daging merah.
Dikutip dari SehatQ, tubuh kita memiliki sendi yang merupakan pertemuan dari dua tulang. Sendi ini membuat tulang bisa bergerak dengan bebas, misalnya nih, siku, lutut, dan lainnya.
Pergerakan tulang ini nggak bikin rasa sakit karena ada bantalan tulang rawan di antara dua tulang ini yang membentuk sendiri. Sayangnya, seiring dengan berjalannya usia, sendi makin sering digunakan dan makin aus.
Tulang rawan yang jadi bantalan jadi menipis. Pada akhirnyam benturan natara dua tulang ini jadi nggak terhindarkan. Penderita bisa mengalami rasa sakit, kaku dan gejala lainnya.
Pengapuran tulang bisa aja merusak sendi mana aja. Tapi kelainan ini paling sering terjadi pada sendi di tangan, lutut, pinggung, dan tulang belakang.
Pengapuran tulang terjadi ketika tulang rawan yang menjadi bantalamn ujung tulang di bagian persendian, memburuk secara bertahap. Tulang rawan sendiri adalah jaringan keras yang licin yang membuat sendi kita bergerak tanpa bergesekan. Kalau tulang rawan ini rusak, maka tulang bisa bergesekan dengan tulang. Wah, ngeri juga ya?
Pengapuran tulang disebut juga sebagai penyakit 'aus'. Gejala pengeroposan tulang bisa ditangani, tapi sayangnya pengapuran tulang tidak bisa dikembalikan seperti semula.
Pengapuran tulang pada leher disebut juga osteoartritis serviks. Ini adalah kondisi yang melibatkan perubahan pada tulang, cakram, dan persendian leher.
Dan penyebab pengapuran tulang ini terjadi karena keausan normal akibatan penuaan. Karena, seiring dengan bertambhanya umur, cakram tulang belakang leher bakalan rusak secara bertahap, kehilangan cairan, lalu jadi kaku.
Penyebab pengapuran tulang pada leher lainnya juga bisa juga karena cedera leher yang diderita sebelumnya. Kemungkinan ini menimpa orang dengan pekerjaan tertentu atau yang melakukan aktivitas tertentu yang bikin leher jadi rawan kena tekanan.
Pengapuran tulang belakang adalah kerusakan pada tulang rawan sendi dan cakram pada leher dan punggung bagian bawah. Kadang, pengapuran ini menghasilkan taji yang ngasih tekanan pada saraf yang kelar dari tulang. Akibatnya, penderita bisa merasakan lemah dan nyeri pada legan dan juga tungkai.
Dilansir dari Web MD, pengapuran tulang belakang rawan menimpa pria di umur 45 tahun ke atas. Sedangkan di umur yang lebih muda, ini rawan terjadi pada wanita.
Secara umum, penyebab pengapuran tulang memang berasal dari keausan tulang rawan akibat proses penuaan. Namun, ini juga mungkin terjadi ketika tulang rawan rusak karean penyakit atau kondisi medis lain.
Hal-hal lain yang mungkin bisa jadi penyebab pengapuran tulang, termasuk diantaranya:
Obesitas membuat persendian jadi lebi stres. Ini lebih mungkin terjadi pada sendi lutut.
Cedera yang membuat sendi pernah dibedah,lalu sembuh, mungkin akan mengalami pengapuran di kemudian hari.
Ada kelainan bawaan yang membuat sendi rusak, terutama di pinggul
Cara berjalan yang nggak biasa, atau persendian yang punya jangkauan yang lebih luas ketimbang biasanya, bisa menambah tekana pada sendi dan jadi penyebab pengapuran tulang.
Kalau seseorang menggunakan sedinya untuk melakukan gerakan yang sama secara berulang kali, ini bisa dikaitkan dengan penyebba pengapuran tulang.
Asam urat, yang memungkinan adanya endapan kristal di tulang rawan bisa menyebabkan kerusakan dan pengapuran tulang.
Radang sendi menyebabkan kerusakan pada sendi dan juga pada tulang rawan.
Tingkat estrogen, yang melindungi tulang rawan, akan turun setelah menopause.
Penyebab pengapuran tulang yang terjadi karena usia memang nggak bisa dicegah, namun nggak boleh diperburuk dengan penyebab lainnya.
