©Luis Machado/Unsplash
Setiap wanita mungkin punya tanda dan gejala menopause yang berbeda. Ini terjadi karena estrogen digunakan oleh banyak bagian tubuh. Kalau seseorang punya banyak hormon estrogen, maka banyak berbagai gejala menopause yang bisa muncul.
Kebanyakan sih wanita mengalami gejala menopause yang ringan banget, dan bahkan bisa diatasi dengan sedikit aja perubahan gaya hidup. Biar nggak bingung-bingung nih, langsung aja yuk simak 15 gejala menopause pada wanita yang Diadona kutip dari berbagai sumber berikut:
Pengalaman menopause setiap wanita adalah unik. Gejala biasanya lebih parah ketika menopause terjadi secara tiba-tiba atau dalam periode waktu yang lebih singkat.
Kondisi yang berdampak pada kesehatan indung telur, seperti kanker , atau pilihan gaya hidup tertentu, seperti merokok, cenderung meningkatkan keparahan dan lamanya gejala menopause.
Ini mungkin adalah hal pertama pada gejala menopause yang wanita perhatikan. Perubahan tersebut bisa berupa durasi menstruasi yang lebih lama atau jadi lebih pendek.
Ini sebenarnya normal banget kok, cuman kalau udah muncul gejala menopause berikut, kayaknya kamu perlu menghubungi dokter deh
Kayak gimana tuh? Yaitu perasaan panas yang secara tiba-tiba muncul di bagian atas atau seluruh tubuh. Wajah dan leher memerah. Selain itu, gejala menopause berupa kilatan ini diikuti dengan menggigil dan berkeringat berat.
Sebagian kilatan ini bisa berlangsung antara 30 detik sampai 10 menit. Bisa berlangsung beberapa kali dalam satu jam, beberapa kali dalam sehari, atau cuman sekali bahkan dua kali dalam seminggu.
Gejala menopause bisa mengakibatkan vagina jadi kering dan rasa nggak nyaman saat berhubungan seksual. Beberapa wanita juga mengalami gejala menopause yaisu susah menahan pipis. Hilangnya konyrol kandung jemih ini disebut dengan inkontinensia.
Beberapa wanita paruh baya atau gejala menopause bisa berupa sulit tidur. Mungkin mereka jadi susah jatuh tidur, atau bangun terlalu pagi. Keringat malam pada kilatan panas di gejala menopause juga bisa membuat tidur kurnag nyenyak.
Mereka yang mengalami gejala menopause bisa aja merasakan kurangnya gairah seksual.
Peneliti masih nggak tau kenapa ini bsia menjadi salah satu gejala menopause. Mungkin ini karena stres, perubahan keluarga kayak anak-anak yang tumbuh atau mikirin orang tua yang udah mulai berusia lanjut, atau apa aja.
para peneliti menjelaskan kenapa gejala monopause berupa susah konsen ini bisa muncul. Yaitu, ada hubungannya nih dengan depresi, perubahan suasan hati, insomnia, dan kilatan panas kayak yang udah Diadona jelasin di atas.
Dilansir dari healthline.com, wanita yang ada di awal menopause biasanya mengalami tes terendah untuk bisang verbal, ingatan, fungsi motorik, dan lainnya.
Nyeri payudara yang berkaitan dengan gejala menopause biasanya emungkinan akan terasa berbeda dari nyeri payudara yang lainnya. Misalnya, nyeri payudara saat haid biasanya erasa seperti nyeri tumpul di kedua payudara.
Nah, kalau nyeri payudara sebagai gejala menopause ini lebih cenderung terasa seperti terbakar atau sakit. Penderita mungkin merasakan di satu sisi payudara aja atau mungkin keduanya.
Nyeri payudara gejala menopause disebabkan karena perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron. Saat memasuki masa menopause, kadar estrogen dan progesteron naik dan turun dalam pola yang tidak dapat diprediksi sebelum mulai berkurang.
Nah, gejala menopause yang parah memerlukan cara menanganan biar nggak mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Diantaranya, terapi hormon. Perawatan ini sesuia dengan gejala menopause berupa hot flashes, keringat malam hari, atrofi vagina dan yang berkaitan dengan hormon.
Obat lain juga mungkin digunakan untuk mengobati gejala menopause yang lebih sepsifik, msialnya adanya kerontokan rambut atau vagina kering.
Selain itu, ada juga kok perawatan alami untuk mengurangi gejala menopause ringan hingga sedang, seperti perubahan gaya hidup, dan perawatan alternatif.
Beriktu tips untuk mengatasi gejala menopause
Gejala menopause mungkin bikin wanita nggak nyaman. Untuk itu, mungkin bisa disiasati dengan mengenakan baju yang longgar, terutama di malam hari.
Kurangi asupan kalori harian hingga 400 hingga 600 kalori untuk membantu mengatur berat badan . Penting juga untuk berolahraga ringan selama 20 hingga 30 menit sehari biar gejala menopause nggak terasa menyiksa banget.
Saat gejala menopause menyerang akan melibatkan perubahan hormon seperti suasana hati, kebutuhan seksual, hinga depresi. Cara mengatasinya yani dengan mencari orang terdekat untuk mengobrol.
Sebagian besar wanita mulai menopause antara usia 45 dan 55 tahun. Usia rata-rata untuk terjadinya menopause di Amerika Serikat adalah 51 tahun .
Tapi ada juga yang mengalami menopause dini dan juga gejala menopuase. Menopause dini biasanya merujuk pada onset sebelum usia 45. Menopause dini atau insufisiensi ovarium prematur terjadi sebelum usia 40 tahun.
Apa sih penyebab terjadinya menopause dini ini?
Nggak ada lasan medis yang jelas mengala seseorang bisa terkena menopause dini dan mengalami gejala menopause dini ini. Tapi bisa juga karena faktor genetik, jadi umur saat seorang wanita menopause bisa jadi tergantung pada umur ibunya saat menopause juga.
Meopause dini dimulai setelah seorang wanita mulai mengalami menstrausi nggak teratur, atau menstrasu i yang lebih lama atau lebih pendek dari kondisi biasanya.
Gejala menopause dini meliputi:
Selain hal-hal yang berkaitan dengan perubahan hormon pada gejaal menopause, ada juga gejala lain yang mungkin ngak banyak orang sadari, karena tumpang tindih dan terasa normal. Misalnya,
Dalam gejaal menopause ini, rasanya jantung sedang berdetak kencang banget seolah habis lari kencang. Perasaan berdebar ini juga bisa memancar dari dada sampai ke leher dan tenggorokan.
Penyebabnya?
Selama menopause, kadar hormon estrogen naik dan turun. Pada akhir menopause, tubuh akan berhenti memproduksi hormon ini. Dan perubahan kadar estrogen dapat memicu jantung berdebar.
Apa hubungannya gejala menopause dengan osteoporosis?
Saat wanita memasuki masa menopause, kadar estrogen dan progesteron mereka mulai turun. Estrogen bertindak sebagai pelindung alami dan pembela kekuatan tulang. Kurangnya estrogen berkontribusi pada pengembangan osteoporosis.
Gejala menopause lainnya juga bisa berupa kerontokan rambut. Penelitian menunjukkan bahwa gejaal menopause berupa rambut rontok adalah akibat dari ketidakseimbangan hormon.
Secara khusus, ini terkait dengan penurunan produksi estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini membantu rambut tumbuh lebih cepat dan tetap berada di kepala untuk jangka waktu yang lebih lama. Ketika kadar estrogen dan progesteron turun, rambut tumbuh lebih lambat dan menjadi lebih tipis.