©shutterstock.com
Kamu pernah merasa sangat sedih karena sesuatu hal? Nggak apa-apa, itu normal kok, namanya juga manusia kan. Tapi, depresi bukan cuman kesedihan yang biasa. Gejala depresi adalah kondisi yang terpisah yang harus ditangani secara hati-hati dan merupakan suatu gangguan mental.
Dilansir dari Healthline, istilah depresi udah umum banget di masyarakat. Tapi sebenernya depresi ini punya nuansanyanya sendiri. Misalnya nih, nggak semua depresi adalah sama. Ada pelbagai klasifikasi depresi yang bisa menyerang, diantaranya:
Penggolongan tersebut dilakukan berdasarkan banyak faktor, seperti misalnya gejala depresi, tingkat keparahan dan frekuensi kemunculannya.
Sebenarnya gejala depresi ringan sulit buat didiagnosis. Banyak gejala yang terasa seperti respons emosional biasa. Dan walaupun namanya mungkin menunjukkan kalau bukan kondisi yang serius, tapi perubahan hati karena depresi ini bisa jadi lebih parah.
Gejala depresi biasanya terlihat sebagai berikut:
Uniknya, gejala depresi ini punya pengaruh yang berbeda pada jenis kelamin. Pada pria, misalnya, gejala depresi seperti gampang marah, perilaku yag berisiko dan mungkin penyalahgunaan zat, lebih banyak terjadi ketimbang perempuan.
Putus asa, nggak punya pandangan hidup, atau seperti nggak punya harapan, merupakan gejala depresi yang sangat umum.
Perasaan bersalah yang merupakan gejala depresi, bisa terlihat dari hal berikut:
Berdasarkan penelitian, gejala depresi ini muncul karena wilayah orak yang terkait dengan kecemderungan rasa bersalah, terbukti aktif secara nggak normal selama masa depresi ini.
Depresi bisa membuat penderitanya jadi kehilangan minat atau kesenangan terhadap hal-hal yang biasanya disukai. Dan kalau itu bisa bikin penderitanya menarik diri dari hal-hal yang biasanya disukai banget, mungkin itu udah merupakan gejala depresi berat.
Biasanya, minat yang hilang tersebut adalah tentang seks. Kalau sudah masuk dalam gejala depresi berat, bisa ditandai dengan penurunan gairah seksual atau adanya impotensi.
Susah konsentrasi adalah kejadian yang normal buat kebanyakan orang. Namun ini berbeda pada orang yang menderita depresi.
Dilansir dari Every Day Health, kecepatan proses otak, kemampuan untuk mengambil informasi dengan cepat dan efisien, akan mengalami gangguan pada orang yang sedang depresi.
Di dalam otak terdapat bagian yang mengatur kreasi dan pengambilan ingatan. Nah, ketidak teraturan di area ini, termasuk yang menimbulkan gejala depresi, bisa mempengaruhi cara penderita dalam memproses ingatan dan kemampuan konsentrasi.
Saat ada dalam kondisi stres, maka terjadi penurunan aktivitas dopamin. Nah, penurunan ini kayaknya mempengaruhi area otak yang berfungsi untuk merespon penghargaan dan keberadaan motivasi, yang menjadi salah satu gejala depresi.
Gejala depresi seringkali disertai dengan kekurangan energi atau diliputi rasa lelah yang luar biasa. Dan karena hal inilah yang kemudian bikin seseorang tersebut jadi berhenti melakukan hal-hal yang dia sukai.
Dan tahu nggak sih, ini merupakan gejala depresi yang paling bikin seseorang jadi lemah, membuatnya jadi suka tidur seharian.
Keduanya berfluktuasi pada penderita depresi, meski mungkin berbeda di setiap orang. Ada yang menampakkan gejala depresi berupa nafsu makan yang meningkat dan kenaikan berat badan.
Sementara yang lainnya nggak merasakan lapar dan kemudian terjadi penurunan berat badan.
Seseorang bisa didiagnosiis dengan gejala depresi ringan kalau kondisi di atas dialami sepanjang hari, rata-rata pada empat hari seminggu selama dua tahun. Mereka basanya bisa menjalani hidup dengan normal kok, tapi merasa cuman sedikit banget mendapatkan kebahagiaan atau kesenangan.
Apa yang harus dilakukan saat tahu sedang berada dalam gejala depresi ringan?
Pertama, cari bantuan. Ini merupakan cara yang baik dan awal untuk menangani gejala depresi.
Depresi ringan sebenarnya paling mudah buat diobati dengan perubahan gaya hidup tertentu yang bisa meningkatkan kadara serotonin di dalam otak. Ini penting banget untuk melawan gejala depresi yang muncul.
Apa aja perubahan gaya hidup yang diperlukan?
Saat kamu ke dokter untuk berkonsultasi mengenai gejala depresi, mungkin dokter bakaln merekomendasikan konsumsi obat-obatan tertentu. Tapi mungkin dokter juga cuman memberikan kamu tips perubahan gaya hidup, dan terapi berkomunikasi.
Yang penting untuk dicatata yaitu, perawatan medis mungkin nggak sellau diperlukan, tapi gejala depresi ringan nggak bakalan hilang kalau cuman dibiarkan.
Dalam klasifikasi depresi, tidak ada istilah yang merujuk pada depresi akut. Berbagai faktor dan tingkat keparahan mengelompokkan depresi menjadi depresi ringan, sedang, atau parah.
Setealh masuk pada gejala depresi ringan, tingkat keparahan gejala depresi meningkat pada depresi sedang.
Hal yang muncul pada penderitanya, diantaranya
Dikutip dari healthtalk.org, harga diri yang rendah menjadi salah satu faktor kunci yang berkontribusi pada suasana hati, dan menjadi gejala depresi. Dan pada gilirannya, depresi juga yang kemudian merubuhkan kepercayaan dan harga diri seseorang. Dan ini adalah siklus negatif konstan.
Gejala depresi dikaitkan dengan penurunan fungsi kerja, termasuk absen, ganggaun produktivitas hingga penurunan retensi pekerjaan. Bahkan tingkat gejala depresi yang kecil banget udah memberikan pengaruh, lho!
Orang dengan gejala depresi punya tingkat sensitivitas yang lebih tinggi terhadap apapun yang terjadi di sekitar mereka. Mereka jadi lebih merasa cepat tersinggung pada hal yang sebenarnay terasa normal bagi ornag lain.
[crosslink_2]
Atau yang disebut dengan gangguan depresi mayor gejala psikotik, merupakan kondisi serius yang memerlukan perawatan dengan segera. Nggak cuman itu, penderita peru dipantau ketat oleh profesional kesehatan.
Mengapa? Karena selain mendapatkan gejala depresi umum dalam tingkat yang lebih berat, penderita juga punya kemungkinan untuk menunjuukkan gejala depresi yang nggak berhubungan dengan kenyataan, seperti delusi dan halusinasi.
Gejala depresi ini bahaya banget, karena bisa meningkatkan risiko seseorang melukai dirinya sendiri.
Menurut Journal of Clinical Psychiatry, gejala depresi berupa delusi ini cenderung mengarah pada rasa bersalah, paranoid, atau keterkaitan dengan tubuh. Misalnya nih, seseorang punay keyakinan kalau ada sesuatu yang sedang memakan organ tubuhnya, dan itu adalah hal yang pantas katena dia adalah orang yang jahat.
Kemunculan halusianasi pada gejala depresi ini biasanya muncul dalam bentuk suara yang ngasih tahu kalau dia nggak berharga.
Gangguan depresi mayor disebut juga dengan depresi klinis, adalah kondisi dengan gejala depresi yang berpengaruh signifikan terhadap kehidupan penderitanya.
Bedanya dengan gejala depresi ringan adalah, perasaan sedih ini berlangsung sepanjang hari, dan hampir setiap hari.
Gejala depresi adalah munculnya kecemasana, meski belum ada bukti gimana hubungan keduanya. Kecemasan yang muncul biasanya meliputi
Dilansir dari pulsetms.com, perasaan bersalah yang signifikan dan kebencian terhadap diri sendiri yang muncul secara nggak jelas, merupakan gejala depresi mayor yang sangat umum. Semakin tinggi parasan tersebut, maka risiko untuk melakukan bunuh diri semakin tinggi di masa depan.
Depresi melibatkan perubahan otak yang mengontrol suasana hati. Sel-sel saraf mungkin berfungsi buruk di bagian otak tertentu. Komunikasi antar sel yang buruk, misalnya, bisa mempersulit orang untuk mengatur suasana hatinya. Makanya, mengapa hal ini bisa menjadi gejala depresi.
Pikiran tentang bunuh diri ini hadir karena diliputi emosi yang menyakitkan dan melihat kematian sebagai satu-satunya jalan keluar.
Kalau kamu atau salah satu orang terdekatmu menunjukkan gejala depresi seperti dalam isi artikel ini, maka segera mencari bantuan. Hubungi konselor, dokter, atau layanan terkait.