© Shutterstock
Menurut studi dari World Health Organization terbaru, disebutkan bahwa sumber air minum rumah tangga di Indonesia terkontaminasi tinja. Fakta ini tentunya mengkhawatirkan, mengingat kontaminasi tinja bisa menyebabkan penyakit diare, belum lagi bahaya E.coli yang masuk ke tubuh.
Menanggapi informasi ini, maka penting untuk mengetahui ciri air minum sehat yang tidak terkontaminasi tinja. Oleh karena itu, simak selengkapnya di bawah ya!
Air minum yang berwarna dan berbau menandakan kalau air minum itu sudah terkontaminasi dengan kontaminan.
Selain tinja, bisa jadi ada penyebab kontaminasi lain. Air keran juga terkadang terkontaminasi kuman dan bahan kimia yang cukup tinggi sehingga menjadi pemicu penyakit.
Air minum sehat adalah air yang transparan dan bebas dari kotoran ataupun endapan. Sebagian besar air minum rumah tangga berasal dari permukaan air, sumur, atau waduk di dalam tanah.
Kamu harus memastikan pengolahan air rumah tangga cukup baik, sehingga bisa menyaring hampir semua endapan. Penyaringan yang baik tidak akan memunculkan endapan di dalam air minum yang dikonsumsi.
Air minum yang sehat harus bebas dari aroma dan rasa. Aroma belerang terjadi secara alami di dalam tanah, wajar kalau jejaknya berakhir di persediaan air bawah tanah rumah tangga.
Seperti halnya klorin, kadar belerang yang rendah dalam air minum tidak menimbulkan ancaman sama sekali saat dikonsumsi. Tapi, menelan belerang tingkat tinggi dalam air bisa sangat berbahaya bagi kesehatan.
Air minum yang bersih tidak memiliki rasa apapun. Kalau air minum memiliki rasa logam atau pahit, kemungkinan besar air tersebut mengandung zat berbahaya.
Air minum yang terkontaminasi salah satunya dengan tinja, bisa menyebabkan dampak kesehatan. Seperti penyakit gastrointestinal, gangguan sistem saraf, efek ke kesehatan reproduksi, bahkan penyakit kronis seperti kanker.
Paparan bahan kimia melalui air minum bisa menyebabkan berbagai efek kesehatan jangka pendek dan jangka panjang. Paparan bahan kimia dosis tinggi pun bisa menyebabkan perubahan warna kulit atau masalah yang lebih parah seperti kerusakan sistem saraf atau gangguan perkembangan organ dan reproduksi.
Sedangkan paparan dosis rendah dalam jangka waktu yang lama bisa menyebabkan kondisi kronis jangka panjang seperti kanker.
Sebagian besar penyakit yang ditularkan melalui air juga bisa mengancam jiwa yang disebabkan oleh mikroba (seperti demam tifoid atau kolera). Sedangkan penyakit yang lebih umum disebabkan oleh virus, bakteri, dan parasit bisa menyebabkan sakit perut, muntah, diare, sakit kepala, demam, dan gagal ginjal.
Semoga informasi ini bermanfaat ya!