© Unsplash.com/@duncan_shaffer
Sebagian orang di dunia telah menghabiskan waktunya untuk merokok, tidak melihat gender untuk melakukan kegiatan tersebut. Faktanya, beberapa peneliti telah mengungkapkan bahwa merokok memiliki bahaya yang cukup besar pada tubuh. Terlebih pada wanita yang sedang hamil.
Dikutip dari beberapa sumber, wanita yang merokok saat hamil memiliki resiko hampir dua kali lipat untuk memiliki bayi dengan berat badan rendah dan peningkatan resiko melahirkan prematur. Bahkan paparan asap rokok pun berisiko, karena asap rokok dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan pada anak-anak yang berlangsung bertahun-tahun setelah kelahiran.
Namun hal itu tidak berlaku hanya untuk wanita yang merokok, wanita yang tidak merokok pun juga meningkatkan resiko keguguran bahkan sampai meninggal. Ada beberapa bukti bahwa ketika calon ayah adalah perokok berat (lebih dari 20 batang per hari), kebiasaannya dapat meningkatkan resiko keguguran pasangannya.
Selama beberapa hari pertama setelah pembuahan, ketika janin berkembang pesat sangat rentan terhadap kerusakan genetik yang disebabkan oleh asap rokok, karena masalah kromosom adalah penyebab keguguran yang paling umum. Sehingga merokok juga dapat memengaruhi lapisan rahim dan sulit bagi telur yang dibuahi untuk ditanamkan.
Adapun kemungkinan peran ayah yang merokok dalam resiko keguguran, beberapa penelitian telah menemukan bahwa pria yang merokok banyak cenderung mengalami peningkatan kejadian sperma dengan kelainan kromosom. Tentu saja calon ayah yang berada di sekitar pasangannya yang sedang hamil akan memaparkannya pada perokok pasif.
Penelitian menunjukkan bahwa di akhir kehamilan, merokok tampaknya mengurangi kemampuan plasenta untuk memberikan nutrisi kepada bayi yang sedang berkembang. Sehingga mengakibatkan beberapa resiko yang dialami, seperti:
Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), peluang resiko bayi yang memiliki beberapa jenis cacat jantung bawaan terhitung sebesar 20-70 persen lebih tinggi dari bayi yang ibunya tidak merokok. Cacat jantung termasuk jenis yang menghambat aliran darah dari sisi kanan jantung ke paru-paru dan bukaan antara ruang atas jantung (cacat septum atrium).
Racun dari rokok dapat membuat denyut jantung bayi berdetak lebih cepat dari batas normal, alias tarkikardia. Detak jantung yang terlalu cepat ketika seseorang sedang berisitirahat dapat meningkatkan resiko serangan jantung atau kematian mendadak.
Bayi yang lahir dari ibu merokok saat hamil cenderung memiliki ukuran tubuh kerdil. Keterlambatan pertumbuhan inilah yang menyebabkan paru-paru mereka tidak siap untuk bekerja mandiri dengan kapasitas optimalnya. Artinya, saat minggu pertama kehidupannya melekat erat pada alat bantu napas. Bahkan setelah mereka mampu bernapas sendiri (atau memang sudah bisa bernapas sendiri dari awal), bayi dari ibu yang merokok saat hamil mungkin akan terus memiliki gangguan pernapasan setelah dewasa nanti akibat dari paru-parunya yang keracunan nikotin.
Otak janin yang masih berkembang sangat rentan terhadap rendahnya tingkat oksigen dan ketidakmatangan pusat otak yang mengatur pernapasan bisa berkontribusi terhadap kematian bayi mendadak (SIDS). Studi terbaru dari ibu merokok yang meninggal dalam kandungan memberikan wawasan tentang bagaimana paparan merokok dapat melukai perkembangan otak.
Selain itu juga dapat menyebabkan kerusakan saraf dengan mengurangi suplai oksigen ke otak yang sedang berkembang, nikotin meracuni hingga ke daerah otak yang terlibat langsung dengan sistem kerja jantung dan fungsi pernapasan.
Kalau kamu bukan perokok namun berada di lingkungan yang kental dengan asap rokok, tuntut suami dan rekan kerja ataupun lingkunganmu untuk menghormati nyawa yang ada di dalam rahimmu.