© Shutterstock
Puasa bisa memberikan manfaat kesehatan, termasuk untuk lansia. Melansir Harvard Health, puasa bisa membantu menurunkan kadar gula darah yang tinggi. Hal ini terjadi karena tubuh menggunakan lemak daripada glukosa sebagai sumber energi.
Tapi, puasa Ramadan untuk lansia bisa jadi merupakan sebuah tantangan tersendiri sehingga diperlukan persiapan. Hal ini karena kondisi kesehatan lansia tidak bisa disamakan dengan orang yang lebih muda.
Selain kondisi kesehatan, lansia juga harus memperhatikan makanannya saat puasa, seperti:
Semakin bervariasi makanan yang dikonsumsi, berbagai macam-macam pula nutrisi yang didapatkan. Kebutuhan gizi lansia selama puasa perlu diperhatikan dan membutuhkan persiapan mengingat sebagian besar hari dihabiskan tanpa mendapat asupan nutrisi apapun, termasuk cairan.
Kadar air dalam tubuh saat berpuasa akan cepat berkurang. Oleh karena itu, perbanyak minum cairan selama waktu berbuka dan sebelum waktu imsak. Pastikan untuk minum air putih di waktu berbuka puasa dan secara berkala hingga menjelang waktu tidur.
Anjuran minum delapan gelas sehari dari Kemenkes RI yaitu satu gelas setelah bangun sahur, selepas sahur, saat berbuka puasa, setelah shalat magrib, isya, dan tarawih, setelah makan malam, dan sebelum tidur.
Hindari minuman berkafein, seperti kopi, karena bisa membuat tubuh lebih cepat kehilangan cairan.
Aktivitas fisik sangat baik bagi kesehatan untuk semua usia. Tapi, setelah melewati usia 40, metabolisme tubuh akan menurun dan seringkali menjadi kurang optimal untuk melakukan aktivitas fisik.
Di sinilah peran orang-orang terdekat dalam memberikan dorongan dan dukungan agar lansia tetap mau bergerak aktif, termasuk di bulan puasa. Tidak perlu terlalu berat, berjalan-jalan di sekitar komplek atau berolahraga dalam rumah, misalnya yoga, bersih-bersih, dan merapikan rumah.
Semoga informasi ini bermanfaat ya!