©shutterstock.com/kornnphoto
Penyakit kekurangan protein biasanya jarang banget terjadi pada masyarakat di negara maju. Soalnya kan memang sebagian besar makanan mengandung protein, kan? Tapi tetap saja ada beberapa yang punya risiko ini.
Protein punya khasiat dan nutrisi yang penting buat tubuh. Protein merupakan bahan pembangun otot, kulit, enzim dan hormon, dan berperan penting dalam semua jaringan tubuh. Apa jadinya kalau tubuh terkena penyakit kekurangan protein?
Ada beberapa kondisi yang bisa menimpa seseorang saat asupan protein kurang terpenuhi, diantaranya:
Merupakan kondisi di mana kadar protein dalam darah berada dalam tingkat yang rendah. Akibatnya, muncul penyakit kekurangan protein yang menyerang ginjal, hati, celiac, dan radang usus.
Gejalanya bisa berupa:
Akibat kekurangan protein, seseorang akah kehilangan lemak dan otot tubuh. Akibatnya, pertumbuhan anak jadi nggak senormal anak lainnya.
Gejala yang muncul dari penyakit kekurangan protein ini yaitu hilangnya lemak di jaringan tubuh dan wajah. Bisa terlihat dari tulang pipi yang lebih timbul ke permukaan kulit, lalu kulit akan mengendur dan mata terlihat cekung.
Gejalanya antara lain:
Terdengar asing? Padahal, penyakit kekurangan protein ini merupakan kondisi parah dan bisa berakibat fatal bagi anak. Penyebabnya yaitu karena sel tubuh nggak mendapatkan protein, sehingga fungsi normal sel bakalan mati dan nggak bisa berkembang secara normal.
Apa akibatnya?
Nama penyakit kekurangan protein ini merupakan gabungan dari dua penyakit sebelumnya. Apa hubungannya? Mungkin karena pada kondisi ini merupaakan fase yang mewakili gejala pada dua penyakit tersebut. Artinya, anak bakalan punya berat badan yang minim banget, bahkan kurang dari 60 persen berat badan normal.
Kekurangan protein dapat mempengaruhi hampir semua aspek fungsi tubuh. Akibatnya, muncul banyak gejala, antara lain:
Yang ditandai dengan kulit bengkak. Para ilmuwan percaya kalau hal ini disebabkan oleh jumlah albumin yang rendah. Albumin sendiri merupakan protein yang paling melimpah yang terdapat di bagian cair darah, yaitu plasma darah.
Ini merupakan gejala paling umum dari kwashiorkor, salah satu penyakit kekurangan protein. Kalau nggak diobati, maka bisa berkembang dan menyebabkan peradangan, jaringan parut hati dan kemungkinan gagal hati.
Tau kan kalau rambut, kulit dan kuku sebagian besar terbuat dari protein? Nah, makanya itu saat terkena penyakit kekurangan protein, masa gejalanya jelas terlihat pada ketiga bagian tubuh tersebut.
Misalnya, kulit yang terkelupas, penupisan rambut, dan lainnya.
Ketika kekurangan protein dalam makanan, tubuh cenderung mengambil protein dari otot rangka untuk menjaga jaringan dan fungsi tubuh yang lebih penting. Akibatnya, kekurangan protein menyebabkan otot jadi lemah.
Nggak cuman otot, tulang juga bisa kenapa kenapa gara-gara penyakit kekurangan protein ini. Nggak cukup konsumsi protein bakalan melemahkan tulang. Akibatnya, risiko patah tulang jaid lebih besar.
Protein juga penting untuk pertumbuhan tubuh. Kalau jumlahnya nggak memadai? Bisa dipastikan pertumbuhannya jadi terganggu
Protein juga mempengaruhi sistem kekebalan. Kalau kekebalannya kendor, maka infeksi jadi lebih sering terjadi.
Nafsu makan yang buruk mungkin bisa menjadi gejala penyakit kekurangan protein. Tapi, saat asupan protein nggak memadai, maka tubuh bakalan mengembalikan status protein dengan meningkatkan nafsu makan.
Penyakit kekurangan protein udah dibahas nih. Tapi, adakah kemungkinan munculnya penyakit karena kelebihan protein?
Konsumsi nutrisi yang cukup besar sangat mungkin menimbulkan risiko, termasuk kalau konsumsi protein yang berlebih. Risiko tersebut diantaranya:
Ini karena kelebihan protein yang dikonsumsi biasanya disimpan sebagai lemak, sedangkan kelebihan asam amino diekskresikan. Akibatnya, berat badan bisa bertambah.
Eh, masak sih? Yup, ini karena metabolisme ketosis, yang menghasilkan bahan kimia yang mengeluarkan bau yang nggak sedap.
Diet tinggi protein yang membatasi karbohidrat biasanya rendah serat. Akibatnya? Terjadilah sembelit.
Makan terlalu banyak susu atau makanan olahan, ditambah dengan kekurangan serat, dapat menyebabkan diare.
Ini karena saat asupan protein meningkat, maka tingkat hidrasi bakalan menurun.
Ini bisa terjadi pada mereka yang memang sudah memiliki masalah ginjal sebelumnya. Penyebabnya, terdapat kelebihan nitrogen dalam asam amino yang membentuk protein. Akibatnya, ginjal yang udah rusak jadi bekerja lebih keras untuk menyingkirkan nitrogen tambahan dan produk sisa metabolisme.
Penyakit kekurangan protein mungkin jarang banget dialami oleh masyarakat kita yang udah terbiasa menerapkan makan 5 sehat 5 sempurna. Tapi patut banget diwaspadai pada anak-anak yang nggak doyan makan protein. Akibatnya nggak main-main lho!