© Shutterstock
Darah adalah salah satu komponen terpenting dalam tubuh manusia. Menyumbangkan darah melalui donor darah bisa menyelamatkan satu kehidupan, atau bahkan beberapa nyawa sekaligus.
Tidak hanya menguntungkan untuk si penerima, sebagai pendonor kamu juga bisa mendapatkan manfaatnya untuk kesehatan sendiri. Apa saja? Langsung simak ulasannya di bawah ini ya!
Biasanya, darah yang diambil untuk donor sebanyak 480 mili-liter. Laki-laki boleh mendonorkan darahnya setiap 12 minggu (3 bulan) dan perempuan dapat memberikan darahnya setiap 16 minggu (empat bulan), maksimal 5 kali dalam 2 tahun. Hal ini karena pria punya lebih banyak persediaan zat besi daripada wanita.
Beberapa kondisi yang membutuhkan donor darah, antara lain:
Menurut American Journal of Epidemiology, donor darah bisa menurunkan risiko penyakit jantung sebesar 33% dan serangan jantung sebesar 88%. American Medical Association mengatakan dengan mendonorkan darah setiap 6 bulan sekali bisa menurunkan risiko serangan jantung dan stroke pada usia 43-61 tahun.
Hal itu karena donor darah membantu tubuh untuk membuang kelebihan zat besi. Zat besi yang berlebihan dalam darah bisa menyebabkan oksidasi kolesterol. Hasil dari proses oksidasi tersebut menumpuk pada dinding arteri dan meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung dan stroke.
Manfaat donor darah selanjutnya adalah mencegah kanker. Ini juga masih berhubungan dengan jumlah zat besi yang berkurang saat melakukan donor.
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of National Cancer Institute, kelebihan zat besi bisa menyebabkan kerusakan radikal bebas yang membuatmu berisiko terhadap kanker dan penuaan.
Menurut University of California San Diego, mendonorkan darah sebanyak 450 mililiter bisa membakar sebanyak 650 kalori. Oleh karena itu, donor darah juga bermanfaat untuk menjaga berat badan tetap ideal dan menjauhkan dari risiko obesitas.
Setiap kali hendak mendonorkan darah, kamu akan menjalani pemeriksaan dasar rutin, seperti pemeriksaan berat badan, suhu tubuh, nadi, tekanan darah, dan kadar hemoglobin.
Kamu juga akan diminta menjalani pemeriksaan darah untuk mendeteksi ada tidaknya penyakit menular, seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan malaria. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit melalui transfusi.
Bagi pendonor, pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi penyakit-penyakit tertentu secara dini. Jadi selain membantu orang lain yang membutuhkan darah, kamu juga bisa cek kesehatan secara cuma-cuma.
Sebuah penelitian dalam bidang psikologi menunjukkan bahwa orang yang mendonorkan darahnya dengan tujuan menolong orang lain punya risiko kematian yang lebih rendah. Hasil itu dibandingkan dengan mereka yang melakukan donor darah untuk kepentingan sendiri atau bahkan tidak mendonorkan darahnya sama sekali.
Semoga informasi ini bermanfaat ya!