Ilustrasi Lansia Yang Mengalami Alzheimer/www.sunlifehomecare.com
Penyakit Alzheimer seringkali ditandai dengan kondisi pelupa yang sederhana. Namun lambat laun, kondisi tersebut semakin memburuk seiring berjalannya waktu. Alzheimer ditandai dengan penurunan kemampuan berbicara, pemahaman, koordinasi serta timbulnya kegelisahan dan perubahan suasana hati yang begitu drastis.
Jika kamu atau orang di sekitarmu mulai menunjukkan gejala-gejala tersebut, tidak ada salahnya mencoba 6 jenis makanan yang mampu mencegah penyakit alzheimer seperti yang dikutip dari Reader's Digest (20/11) berikut.
Makanan pokok dari diet Mediterania terkenal menyehatkan jantung, sekaligus mampu menurunkan risiko Alzheimer. Penurunan kognitif dapat diperlambat sekitar 10% dengan cara mengonsumsi ikan berlemak, seperti salmon, herring atau tuna putih.
Asam lemak omega-3 terutama jenis DHA, seringkali ditemukan pada ikan berlemak dan bermanfaat untuk perkembangan otak. Selain ditemukan pada ikan, asam lemak omega-3 bisa juga diperoleh dari kacang kenari, biji rami, dan minyak zaitun. Kandungan tersebut mampu melawan peradangan, yang berkontribusi terhadap penumpukan protein di otak.
Produk sampingan yang beredar di pasaran, seringkali mengandung radikal bebas yang bisa merusak sel dan mempercepat penurunan mental. Untuk itu diperlukan makanan yang mengandung antioksidan untuk menetralkan radikal bebas, sekaligus membersihkan 'polusi' di otak.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi makanan kaya vitamin C (seperti paprika merah, kismis, brokoli dan stroberi) dan vitamin E (seperti minyak zaitun dan almond) dapat mengurangi risiko pengembangan Alzheimer.
Makanan dan minuman yang tinggi Flavonoid dipercaya mampu mencegah penyakit Alzheimer. Kandungan flavonoid bisa ditemukan pada apel, blueberry, cranberry, grapefruit, asparagus, kubis, bawang putih, kangkung, kacang-kacangan, bawang, kacang polong dan bayam.
Studi menemukan bahwa orang yang minum jus buah dan sayuran seperti jeruk, apel, atau tomat sebanyak tiga kali seminggu lebih kecil untuk terserang alzheimer. Studi lain menunjukkan bahwa semakin banyak flavonoid yang dikonsumsi, maka semakin rendah pula kemungkinan terkena demensia.
Beberapa negara seperti India dan negara di sekitarnya lebih banyak menggunakan kari dalam masakannya, dan ditemukan insiden Alzheimer lebih rendah di tempat-tempat ini dibandingkan dengan di berbagai negara Barat. Penggunaan kari menjadi salah satu alasannya, mengingat bubuk kari yang mengandung curcumin.
Penelitian menujukkan bahwa orang yang mengonsumsi makanan mengandung kari dalam jumlah tinggi, sebenarnya memiliki kinerja otak yang lebih baik. Curcumin yang terkandung dalam kari, menjadi senyawa antioksidan, antiinflamasi dan antiamiloid yang kuat. Sehingga mampu mencegah pembentukan plak, sekaligus menghancurkan penyebab penyakit Alzheimer.
Dokter telah mengetahui selama bertahun-tahun bahwa kekurangan vitamin B tertentu, khususnya folat, dapat menyulitkan untuk melakukan beberapa tugas kognitif. Bukti baru menunjukkan bahwa level yang sedikit rendah sekalipun dapat memiliki efek yang sama karena folat, bersama dengan vitamin B6 dan B12, membantu menjaga kadar homocysteine tetap terkendali. Asam amino ini merusak fungsi otak dan secara dramatis dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit Alzheimer (serta penyakit jantung). Berita baiknya adalah bahwa folat dari makanan seperti sayuran berdaun gelap dan kacang kering dapat memperlambat penurunan kognitif.
Suatu penelitian di Perancis menunjukkan bahwa minum tiga gelas anggur 125 ml per hari, mampu mengurangi risiko penyakit Alzheimer hingga 75%.