©shutterstock.com/BlurryMe
Gejala katarak mungkin bisa aja terlihat seperti tanda-tanda umum penuaan. Padahal kalau nggak ditangani bisa berujung pada kehilangan penglihatan.
Katarak sendiri merupakan penyebab paling umum dari kehilangan penglihatan pada orang yang berusia dia atas 40 tahun. Selain itu, kararak juga jadi penyebab utama kebutaan di seluruh dunia.
Apakah penyebabnya?
Lensa mata yang digunakan untuk aktivitas penglihatan. Seiring dengan bertambahnya usia, protein di dalam lensa tersebut jadi menggumpal. Akibatnya, lensa yang semula bening jadi keruh atau berawan.
Selain itu, ada juga beberapa hal yang menjadikan seseorang punya risiko tinggi terkena gejala katarak, diantaranya:
Pada awalnya memang gejala katarak nggak bakalan banyak berpengaruh pada penglihatan. Kadang, penderitanya cuman merasa penglihatannya sedikit kabur, sepeti melihat melalui kaca yang keruh.
Katarak juga membuat cahaya lampu jadi terlihat nggak begitu terang atau mencolok. Atau bisa juga penderita jaid melihat lampu di mobil di depan jadi terlihat mencolok banget di malam hari. Katarak membuat penderitanya jadi nggak bisa melihat warna sejelas dan senormaml sebelumnya.
Buat lebih jelasnya, berikut gejala katarak seperti dilansir dari laman healthline.com.
Kayak judul sinetron ya? Nyatanya, gejala katarak bisa dimulai dari pandangan yang berawan dari pemiliknya. Segala sesuatu terlihat kabur. Dan efek ini biasanya meningkat seiring waktu. Bagi penderita, dunia bakalan tampak keruh, buram, atau redup.
Saat penyakit tersebut semakin berkembang, gejala katarak yang muncul bisa berupa adanya semburat kuning dan coklat di malam hari. Sebuah penelitian dari Curtin University di Australia menemukan kalau pengobatan katarak bisa menguragi tingkat kecelakaan hingga 13 persen.
Artinya, kalau penglihatan seseoran sudah mulaui memburuk karena gejaka katarak, please jangan mengemudi ya!
Gejala katarak yang paling umum yaitu sensitivitas terhadap cahaya. Misalnya, cahaya yang menyilaukan bisa membuat penderitanya merasa sakit di bagian mata.
Lensa yang bermasalah karena katarak bisa menghasilkan difraksi cahaya yang masuk ke mata. Akibatnya, muncullah lingkaran cahaya di sekitar sumber cahaya. Lingkaran tersebut beraneka warna, yang akhirnya bisa membuat kegiatan menyeteri jadi terasa sulit.
Ngrasa butuh kacamata baru terus menerus? Nah, bisa aja hal tersebut merupakan gejala katarak.
Saat katarak mulai berkembang, rumpun protein yang mengaburkan lensa bakalan berubah menjaid kuning kecoklatan. Akibatnya, semua cahaya yang masuk ke lensa jadi berwarna kuning.
Difraksi dari kerutan lensa pada katarak akan membuat penderita jadi melihat dua atau lebih dari satu objek. Tapi, penglihatan ganda ini bukan selalu jadi gejala katarak kok, karena bisa jadi hal itu merupakan tanda dari:
Saat katarak baru aja muncul atau dalam kondisi yang ringan, gejala katarak mungkin aja nggak terlihat sama sekali. Tapi tentu aja, saat penyakit tersebut mulai berkembang, maka terjadi perubahan pada mata.
Perubahan perubahan tersebut bisa aja tumpang tidnih dengan masalah penglihatan lainnya. Makanya untuk hasil yang terbaik, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter mata
Pada katarak yang ringan, gejalanya nggak selalu berkembang dengan cepat. Ini akhirnya membuat keluarga jadi punya banyak waktu dan pilihan untuk mendiskusikan pengobatan. Beberapa gejala katarak mungkin berhenti berkembang sama titik tertentu, tapi nggak bisa hilang sama dengan sendirinya. Malah kalau nggak tertangani, bisa menyebabkan kebutaan lho.
Katarak memang nggak bakalan bisa dibalik, tapi ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu memperlambat perkembangannya, diantaranya:
Hal-hal tersebut hanya akan memperlambat gejalanya, tapi pengobatan satu-satunya yang bisa dilakukan yakni dengan melakukan operasi katarak.
Operasi biasanya dilakukan kalau gejala katarak makin memburuk seiring waktu dan menghalangi kegiatan sehari-hari. Selama tindakan operasi, dokter bakalan mengeluarkan lensa yang kusam tersebut dan menggantinya dengan lensa buatan yang baru.
Gejala katarak yang diinfomasikan dalam artikel Diadona berikut hanya sebagai gambaran aja ya, namun diagnosa yang paling tepat tetap harus dilakukan oleh dokter. Kalau Anda mengalami gejala tersebut, segera datang ke dokter untuk melakukan pemeriksaan.