©healthline.com
Gangguan narsistik merupakan suatu gangguan mental, dimana seseorang mencintai dirinya dengan berlebihan. Ia sangat percaya diri atau bhakan membanggakan dirinya dengan berlebih-lebihan.
Namun sayangnya, karena perasaan ini, mereka memiliki empati dan simpati yang rendah terhadap orang lain.
"Secara keseluruhan, narsisme bermasalah bagi individu maupun sosial. Mereka yang berpikir mereka sudah hebat tidak berusaha memperbaiki diri," kata Brad Bushman, profesor komunikasi dan psikologi di Ohio State University.
Dia menambahkan juga "Dan narsisme buruk bagi sosial sekitar karena orang-orang yang hanya memikirkan diri mereka sendiri dan kepentingan mereka sendiri kurang membantu orang lain."
" Orang-orang yang mau mengakui bahwa mereka lebih narsis daripada yang lain mungkin sebenarnya lebih narsis.
Orang yang narsisis hampir bangga dengan fakta. Kamu dapat bertanya kepada mereka secara langsung karena mereka tidak melihat narsisme sebagai suatu hal yang negatif - mereka percaya mereka lebih unggul daripada orang lain dan tidak masalah dengan mengatakannya dengan gamblang."
Coba berikan pertanyaan pada ia yang kamu anggap memiliki gangguan narsistik, Apakah kamu orang yang narsis?
Jika ia mengakuinya dan bahkan merasa bangga akan hal itu. Maka dapat dikatakan jika ia memang seseorang dengan gangguan narsistik.
Menurut penelitian, seseorang dengan gangguan narsistik lebih cenderung terlibat dalam perilaku seksual berisiko dan mengalami kesulitan mempertahankan hubungan romantis jangka panjang.
Jadi jika itu teman, pasangan atau orang terdekatmu lainnya yang mengalami hal ini. Yang perlu kamu ketahui adalah, jika gangguan ini dapat terjadi karena adanya depresi, anxiety, ataupun hal-hal lainnya yang terkait dengan kehidupan.
