Akibatkan Peradangan Hingga Kerusakan Mata, Waspadai Dampak Buruk Screen Time Pada Anak

Reporter : Arif Mashudi
Selasa, 30 Juli 2024 13:46
Akibatkan Peradangan Hingga Kerusakan Mata, Waspadai Dampak Buruk Screen Time Pada Anak
JEC Dry Eye Service: sentra solusi mata kering terpadu untuk seluruh kalangan usia, termasuk anak-anak~

Guna menggiatkan sosialisasi mengenai mata kering kepada masyarakat, eye care leader di Indonesia, JEC Eye Hospitals and Clinics menggelar deretan aktivitas Peringatan Bulan Kesadaran Mata Kering 2024 di sepanjang Juli. Mulai gelar wicara radio hingga edukasi dari kantor ke kantor.

Sebagai penutup rangkaian, JEC kembali melaksanakan JEC Eye Talks bersama para jurnalis di Tanah Air, dengan fokus bahasan: “Waspada Mata Kering pada Anak!” Kegiatan ini juga menjadi wujud kepedulian JEC kepada anak-anak Indonesia, sekaligus memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli lalu.

1 dari 4 halaman

Ilustrasi Screen Time Pada Anak© Freepik.com

Screen Time Anak Indonesia

Berbicara masalah screen time, kita tidak bisa melepaskan hal ini dari anak-anak. Pasalnya, di zaman digital ini, nggak hanya orang tua, anak-anakpun juga sudah memiliki HP sendiri. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menunjukkan sebanyak 36,99 persen anak-anak Indonesia berusia 5-15 tahun sudah memiliki ponsel

Sejalan dengan hal tersebut, “ Revealing Average Screen Time Statistics” dari Backlinko mendapati rata-rata waktu tatap layar atau screen time masyarakat Indonesia mencapai 7 jam 38 menit per hari. Hal ini tentu saja sangat berbahaya untuk anak-anak.

Dry Eye atau Mata Kering

Nah, salah satu akibat yang paling dekat dari screen time yang berlebihan adalah mata kering atau dry eye. dry eye merupakan penyakit atau kelainan pada permukaan mata yang ditandai dengan hilangnya keseimbangan komponen air mata, adanya ketidakstabilan air mata, peningkatan kekentalan atau osmolaritas, dan kerusakan atau peradangan pada permukaan mata.

Gejala yang dirasakan penderita dry eye umumnya dimulai dengan mata yang tidak nyaman - seperti mengganjal, sering merah, berair, terasa kering, sensasi berpasir, muncul kotoran, terasa lengket, serta kerap mengucek mata.

2 dari 4 halaman

Ilustrasi Screen Time Pada Anak© Freepik.com

Aturan Screen Time untuk Anak

Untuk anak-anak, masalah screen tiume ini harus diperhatikan betul ya Diazens. Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak di bawah 1 tahun dilarang menatap layar gawai. Untuk anak usia 1-3 tahun, screen time tidak boleh lebih dari 1 jam - dengan beberapa catatan.

Khusus batita 1-2 tahun hanya boleh menatap layar yang berupa video chatting (untuk berkomunikasi). Bagi anak usia 3-6 tahun (pra-sekolah), waktu screen time maksimal adalah satu jam per hari, dan semakin singkat semakin baik.

Untuk anak usia 6-12 tahun (masa sekolah), screen time yang disarankan adalah maksimal 90 menit per hari. Untuk anak usia sekolah 12-18 tahun (sekolah menengah), waktu screen time tidak lebih dari 2 jam per hari.

3 dari 4 halaman

Ilustrasi Screen Time Pada Anak© Freepik.com

Peran Orang Tua sangat Penting

Menanggapi hal ini, kita semua pasti setuju kalau peran orangtua sangatlah penting. Mereka harus tegas memberlakukan batasan screen time kepada anak. Jika terindikasi gejala mata kering pada anak, maka harus segera dibawa ke dokter.

" Dengan disiplin menjalankan screen time yang bijak, harapannya anak bisa terhindar dari risiko mata kering." ungkap Dr. Niluh Archi S. R., SpM (dr. Manda).

Langkah Nyata JEC Dry Eye Service

Untuk mengantisipasi terjadinya dry eye ini pemeriksaan mata secara dini dan berkala menjadi solusi untuk mencegah dampak mata kering pada anak. Nah, JEC telah memiliki solusi layanan terpadu mata kering: JEC Dry Eye Service.

Diperkuat fasilitas yang lengkap dan teknologi modern, sentra ini menawarkan layanan menyeluruh bagi pasien mata kering, termasuk anak-anak. Tentu saja mulai dari tahapan edukasi dan konsultasi, diagnostik, serta tindakan medis berupa terapi dry eye.

Pemeriksaan mata kering melalui JEC Dry Eye Service meliputi: Dry Eye Questionnaire, Schirmer Test (menilai volume air mata), Tear Break Up Time/TBUT (menilai stabilitas air mata), Ocular Surface Staining (menilai derajat peradangan), Meibography (menilai kondisi kelenjar Meibom di kelopak mata), TearLab® Osmometer (menilai kadar osmolaritas air mata), dan keratograph (alat bantu pemeriksaan yang digunakan untuk menilai permukaan mata serta stabilitas lapisan air mata).

4 dari 4 halaman

Bulan Mata Kering dan Hari Anak Nasional

Melalui Bulan Peringatan Mata Kering, sekaligus dalam rangka Hari Anak Nasional, JEC berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kelainan mata kering yang semakin banyak ditemui pada anak-anak. Terlebih mengingat penggunaan gadget elektronik yang tak bisa dihindari dan berlangsung terus menerus.

Mendukung itu, kehadiran JEC Dry Eye Service juga menjadi penguatan komitmen JEC Eye Hospitals & Clinics untuk terus berkontribusi mengoptimalkan penglihatan sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Tanah Air.

Beri Komentar