© Instagram.com/anyageraldine
Belakangan ini feed dan story di akun Instagram Anya Geraldine penuh dengan unggahan kegiatan olahraga yang dilakukannya. Tak usah heran, pemilik nama asli Nur Amalina Hayati itu memang tengah melakukan diet ketat. Anya membagikan progres terbarunya dalam sebuah unggahan.
"Kalau kemarin 70 kg, sekarang udah 67 kg seminggu doang. Gara-gara makan bener sama olahraga setiap hari. Yuk bisa yuk turun lagi, tapi harus tetep thic!" tulis Anya dalam caption unggahannya.
Pola makan seperti apa sih yang diterapkan oleh Anya sampai-sampai berat badannya bisa turun demikian signifikan?
Dalam sebuah obrolan di kanal YouTube Deddy Corbuzier, Anya Geraldine mengungkapkan bahwa ia tengah melakukan intermittent fasting sebagai caranya mengatur pola makan.
Intermittent fasting adalah salah satu cara mengatur pola makan yang cukup populer. Tak seperti pola makan lain yang mengatur asupan, intermitten fasting justru membebaskan kita untuk mengonsumsi menu apapun yang dimau. Sebagai gantinya, kita harus melakukan fasting alias puasa dalam rentang periode tertentu.
Intermittent fasting punya pola yang serupa layaknya puasa yang dilakukan oleh umat beragama, yakni makan di jendela waktu tertentu dan tidak makan setelahnya. Bedanya, dalam intermittent fasting kita bebas menentukan jendela makan dan periode puasa sesuai dengan kemampuan kita sendiri. Namun, hal tersebut tetap harus dilakukan dengan konsisten agar memberi hasil yang maksimal.
Aturan dalam intermittent fasting memiliki banyak variasi tergantung pelaku masing-masing. Selama periode puasa tersebut, pelaku intermittent fasting hanya diperbolehkan untuk minum dan makan dalam jumlah sedikit atau tidak sama sekali.
Beberapa metode intermittent fasting yang paling populer adalah sebagai berikut:
Dikutip dari Jovee, sebuah penelitian menyebut bahwa puasa makan selama 18 jam dapat mengubah proses metabolisme energi. Artinya, sumber energi yang tadinya berasal dari asupan karbohidrat akan berganti menjadi lemak dan protein.
Kondisi ini akan menguntungkan untuk orang yang sedang melakukan penurunan berat badan, sebab pemecahan lemak serta protein menjadi energi ini membutuhkan lebih banyak kalori ketimbang karbohidrat. Pergeseran metabolisme energi ini disebut dapat meminimalisir berbagai risiko penyakit seperti kanker dan obesitas.
Meski begitu, intermittent fasting tetap tak boleh dilakukan dengan sembarangan. Pada beberapa orang, intermittent fasting justru dapat menurunkan performa dalam berkegiatan, menimbulkan sakit kepala, dan menyulitkan untuk berkonsentrasi.
Beberapa orang dengan gangguan makan, diabetes tipe 1, ibu hamil dan menyusui, serta mereka yang sedang melakukan pengobatan tertentu juga sebaiknya tak melakukan intermittent fasting ini.
Pun demikian, saat kita melakukan intermittent fasting tetap perlu diimbangi dengan olahraga, seperti yang dilakukan oleh Anya Geraldine, agar tak hanya metabolisme dalam tubuh yang membaik, namun juga kebugaran yang ikut menanjak naik.
View this post on Instagram