©shutterstock.com
Di tahun 1700 hingga 1800 lalu, penyakit disentri menimbulkan wabah yang membunuh banyak orang. Bahkan 90 persen kematian di beberapa daerah di Swedia, disebabkan karena penyakit ini.
Penyakit disentri masih menjadi masalah kesehatan yang utama di beberapa negara berkembang. Tapi di dunia barat, penyakit ini hampir dibilang udah menghilang. Sebahaya apakah penyakit disentri?
Penyakit disentri merupakan infeksi usus, terutama terjadi di usus besar. Akibatnya, penderita akan mengalami kram perut ringan atau parah, diare ringan hingga parah sampai adanya lendir atau darah pada tinja.
Dilansir dari medicalnewstoday.com, tanda dan gejala penyakit disentri ini biasanya ringan dang bisa hilang dalam beberapa hari aja. Kebanyakan dari mereka nggak mencari perawatan medis.
Di tahun 2015 lalu, penyakit disentri mengalami pelonjakan hingga 18 kali dengan KLB yang tersebar di 11 propinsi, 18 kabupaten/kota dengan jumlah penderita mencapai 1.223 orang. Angka kematian karena kejadian ini mencapai 30 orang.
Penyakit disentri disebabkan karena infeksi dua makhluk hidup super kecil, yaitu basil dan amuba. Selanjutnya, nama penyakit disentri ini dibedakan berdasarkan penyebab timbulnya.
Jenis penyakit disentri ini disebkan oleh basil Shigella dan menghasilkan gejala yang paling parah.
Sumber ditemukannya ada pada sanitasi yang buruk. Shigellosis juga bisa menyebar karena makanan tercemar.
Bakteri tumbuh di sel epitel usus besar. Sel yang diserang kemudian mati dan infeksi menyebar ke sel yang berdekatan. Apa yang terjadi selanjutnya? Terjadilah borok, radang dan pendarahan.
Jenis ini disebabkan oleh amuba Entamoeba histolytica (E. histolytica). Jadi, kelompok amuba ini bersama-sama membentuk kista, lalu kista tersebut bakalan muncul dari tubuh melalui kotoran manusia.
Kista ini bisa bertahan selama beberapa hari di air pada suhu hingga 30 ° C dan relatif tahan terhadap desinfeksi. Infeksi terjadi saat kista masuk ke dalam tubuh manusia, bisa melalui sanitasi yang buruk, yaitu kontaminasi air minum dengan air limbah yang mengandung kista.
Nah, di daerah yang sanitasinya buruk, amuba kemudian mencemari makanan dan air lalu menginfeksi manusia lain karena mereka bisa bertahan hidup dalam waktu yang lama di luar tubuh.
Amuba penyakit disentri ini juga bandel banget karena bisa berlama-lama di tangan orang-orang setelah menggunakan kamar mandi. Praktik kebersihan yang baik mengurangi risiko penyebaran infeksi.
Selain amuba dan basil, penyakit disentri juga bisa disebabkan karena infeksi cacing parasit, iritasi kimia, atau infeksi virus.
Keseluruhan penyebab penyakit disentri muncul karena sanitasi yang buruk. penyebarannya dimulai di mana orang bersentuhan dengan feses penderita penyakit disentri.
Kontak ini bisa meliputi
Anak-anak paling rentan terkena penyakit disentri basil, tapi nggak menutup kemungkinan orang dewasa juga bisa kena.
Penyakit disentri adalah infeksi diare parah yang mungkin gejalanya bisa saja ringan dan sembuh sendiri, namun berbahaya kalau nggak segera diobati.
Penyakit disentri basil bisa sembuh cuman dengan istirahat dan banyak cairan. Obat-obatan yang dijual bebas, seperti bismuth subsalicylate (Pepto-Bismol), dapat membantu meringankan kram dan diare.
Tapi kalau penyakit disenstrinya sudah parah, maka diobati dengan antibiotik. Meski begitu, bakteri penyebabnya sering resisten.
Sedangkan disentri amuba diobati dengan obat-obatan yang membunuh parasit. Dalam beberapa kasus, obat lanjutan diberikan untuk memastikan semua parasit hilang.
Gejala penyakit disentri berkisar dari ringan sampai berat dan sebagian besar tergantung pada kualitas sanitasi pada daerah infeksi. Di negara maju misalnya, gejala yang dialami penderita lebih ringan ketimbang negara di daerah tropis atau berkembang.
Gejala ringan pada penyakit disentri diantaranya:
Kemunculan gejala penyakit disentri ini biasanya terjadi mulai dari hari 1 hingga ke 3 setelah muncul infeksi dan pasien bakalan sembuh dalam kurun waktu satu minggu.
Pada penyakit disentri basilier, gejala bakalan muncul dalam 1 hingga 3 hari setelah infeksi. Kemunculannya biasa dalam bentuk sakit perut ringan dan diare, tapi nggak diikuti dengan keberadaan darah pada tinja.
Diare merupakan gejala yang sering muncul di awal infeksi, namun ada juga gejala lain yang datang meski lebih jarang, diantaranya:
Seringkali gejala penyakit disentri basiler cuman ringan banget bahkan nggak memerlukan pengobatan ke dokter dan bakalan sembuh dalam waktu beberapa hari.
Seseorang yang menderita penyakit disentri ini mungkin akan punya gejala berupa
Kalau amuba menembus dinding usus, maka bisa menyebar ke aliran darah dan menginfeksi organ yang lainnya. Kemudian bisa muncul bisul yang berdarah, dan menyebabkan darah pada tinja.
Gejala ini bisa bertahan sampai beberapa minggu. Namun, amubanya tetap bertahan di dalam tubuh inangnya walaupun gejala penyakit disentri udah hilang. Selanjutnya, gejala bsia muncul lagi kalau sistem kekebalan tubuh seseorang sedang lemah.
Bersyukur banget deh kalau sanitasi di lingkungan tempat tinggal kita sudah bersih dan tertawat. Imbangi dengan selalu menjaga kebersihan diri serta rajin mencuci tangan, ya!