© Shutterstock
Di benua Asia dan Afrika, daging ular biasanya dikonsumsi sebagai obat tradisional atau afrodisiak (peningkat gairah seksual). Lantas, apa saja manfaat daging ular dan bagaimana aturan konsumsinya?
Simak selengkapnya di bawah ya!
Beberapa bagian tubuh ular yang umum dikonsumsi, seperti empedu, daging, bahkan darah dari ular itu sendiri.
Beberapa kandungan gizi yang diyakini terkandung di dalam daging ular antara lain:
Hewan-hewan reptil seperti ular, kadal, dan kura-kura diyakini punya kandungan mineral seng yang tinggi. Seng membantu komunikasi sel-sel imun tubuh sehingga membuat sistem kekebalan bekerja dengan baik.
Seng juga bertindak sebagai antioksidan di dalam tubuh, yang berarti membantu melindungi sel-sel dari kerusakan, peradangan, dan stres oksidatif. Tapi, sebaiknya konsumsi daging ular yang tidak berbisa, seperti ular jenis piton sanca. Pasalnya, daging ular yang berbisa berisiko meninggalkan residu bisa.
Riset dalam jurnal Meat Science menyebut bahwa hewan reptil mengandung zat besi heme yang lebih mudah diserap tubuh daripada jenis zat besi lainnya.
Hewan reptil juga dianggap kaya zat besi. Zat besi berguna untuk membantu mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan lain di tubuh.
Selain itu, zat besi berperan untuk membantu sel-sel bekerja dengan baik dalam memproduksi hormon. Zat besi juga membantu proses perkembangan sel dan jaringan tubuh.
Sebuah ulasan dalam IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (2021) menyebutkan empedu ular piton berpotensi menjadi antioksidan.
Empedu ular piton mengandung asam empedu, garam empedu, protein, dan antioksidan berupa glutathione, vitamin E, dan melatonin. Kandungan ini berpotensi sebagai agen antiradang dan antibakteri.
Khasiat ini bisa meningkatkan kebugaran, mempercepat penyerapan vitamin, dan mengobati gejala batu empedu. Tapi, diperlukan penelitian baik eksperimental maupun uji klinis untuk memastikan manfaat kandungan senyawa empedu ular sanca di Indonesia.
Tidak diketahui pasti bagaimana aturan makan daging ular yang benar dan aman untuk kesehatan.
Sebagian daging ular, seperti jenis piton sanca, memang dianggap aman dikonsumsi dalam jumlah tertentu. Meski begitu, konsumsi berlebihan atau dalam jangka panjang berisiko menyebabkan penumpukan racun dalam tubuh.Kalau kamu akan menyiapkan daging ular, olah dengan hati-hati karena ular bisa membawa berbagai jenis bakteri, virus, dan parasit.
Pastikan mencuci tangan dengan bersih sebelum dan sesudah memegang ular, serta bersihkan semua peralatan yang digunakan selama persiapan. Banyak orang yang memasak daging ular merekomendasikan untuk membuang kulit, kepala, dan isi perutnya terlebih dahulu.
Merebus daging ular sebelum dimasak diketahui bisa membunuh bakteri berbahaya. Kalau kamu tidak yakin bagaimana cara yang tepat mengolah daging ular jenis apapun, sebaiknya hindari untuk mengonsumsinya.
Kalau salah mengolahnya, mengonsumsi daging ular bisa memberikan ejumlah efek samping, seperti:
Semoga informasi ini bermanfaat ya!