© Lifehacker.com
Dark Mode pada layar memang kini jadi salah satu fitur berbagai smartphone. Hal ini pun diminati publik karena tampilannya yang gelap, tak seterang sebelumnya.
Diketahui sebelumnya jika layar biru pada layar memang merusak kesehatan mata, karena itu lah berbagai brand smarthphone kini beralih pada dark mode. Namun bagai buah simalakama, nyatanya fitur ini juga memiliki dampak negatif.
Cahaya kuning hangat yang ditampilkan layar memiliki dampak negatif yang sama bahayanya dengan cahaya biru. Hal ini diketahui dari riset terbaru yang dilakukan para ilmuwan di University of Manchester. Dalam studinya ditemukan, cahaya kuning memiliki efek yang sama seperti cahaya biru.
Menurut ketua penelitian Dr. Tim Brown, masalah pada cahaya biru ini sudah ditemukan sejak 20 tahun lalu. Masalahnya ada pada melanopsin, protein peka cahaya di pada mata, yang berperan dalam mengatur jam tubuh.
" Sistem melanopsin secara fundamental ada untuk mendeteksi tingkat kecerahan," kata Brown, seperti dikutip The Guardian.
Nah, karena melanopsin lebih baik dalam mendeteksi foton gelombang pendek, karena inilah ada anggapan protein itu berdampak pada cahaya biru. Namun faktanya, sel-sel kerucut retina yang menentukan warna.
" Sitem kerucut (retina) memainkan peran, dan mereka melakukan kebalikan dari apa yang dipikirkan banyak orang," lanjutnya.
Brown dan tim peneliti menjelaskan di studinya, tingkat kecerahan lebih penting daripada warna ketika melanopsin datang untuk merangsang jam butuh. Ketika cahaya diredupkan, cahaya biru justru lebih menenangkan dibanding cahaya kuning yang dihasilkan fitur Night Mode.
Nah jadi dark mode tak berarti lebih sehat dari cahaya biru yang sebelumnya ya. Karena nyatanya tingkat kecerahan dari layar smarthphone lah yang lebih penting untuk diperhatikan.
