© Shutterstock
Saat demam khususnya yang disertai flu, keluarnya keringat dari dalam tubuh sering kali digunakan sebagai penanda bahwa panas sudah menurun. Akhirnya, banyak yang menjadikan berkeringat saat demam sebagai tolok ukur bahwa kondisi tubuh sudah membaik.
Bnarkah demikian? Simak langsung penjelasannya di bawah ya!
Pada dasarnya, berkeringat adalah cara tubuh untuk menurunkan suhunya secara alami. Produksi keringat bertujuan untuk mengembalikan suhu tubuh normal agar fungsi organ tetap baik.
Pasalnya, kalau suhu tubuh terlalu berlebihan, maka akan berisiko mengalami kondisi yang disebut dengan heatstroke atau sengatan panas. Masalah ini terjadi kalau suhu tubuh mencapai 40°C atau lebih.
Tubuh memang harus lebih banyak berkeringat saat demam, karena ini adalah respons untuk menurunkan suhu internal yang sudah cukup tinggi. Dengan begitu, demam akan turun perlahan.
Tapi, kalau kamu demam akibat infeksi virus atau bakteri, berkeringat bukanlah tanda bahwa infeksi telah sembuh. Keringat yang keluar dari dalam tubuh tidak akan membuat virus dan bakteri hilang dari dalam tubuh. Jadi, kamu tetap butuh penanganan medis.
Melansir sebuah studi yang dimuat dalam Cochrane Database of Systematic Reviews, menyebutkan bahwa keringat yang keluar saat demam tidak ada kaitannya dengan proses pengobatan atau penyembuhan.
Kesimpulannya, berkeringat bukan satu-satunya ciri-ciri bahwa demam akan sembuh. Bahkan, terkadang walau sudah berkeringat, ada beberapa orang yang kembali mengalami demam.
Salah satu tanda utama demam akibat flu akan sembuh yaitu suhu tubuh yang mulai turun ke angka normal. Hal ini akan diikuti dengan tanda-tanda seperti:
Jadi paham kan sekarang? Semoga informasi ini bermanfaat ya!