© Shutterstock.com/id/g/prostock_studio
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Dra Reri Indriani, Apt, MSi, akhirnya memberikan klarifikasi soal produk dry shampoo dari Unilever AS yang ditemukan bisa memicu kanker.
Dalam satu kesempatan, BPOM Inondisia telah menelusuri laporan Unilever Amerika Serikat yang menarik sejumlah produk dry shampoo Dove hingga TRESemme terkait risiko bahaya kanker.
Mengikuti kegaduhan publik soal produk dry shompo Dove di pasar Amerika, Reri menekankan jika produk sampo kering tersebut tidak terdaftar di Indonesia. Tidak hanya itu, berdasarkan pengawasan insentif di lapangan, tidak ditemukan pula produk sampo kering Dove yang disebut bisa memicu kanker.
" Tentu selain kami mengecek daftar, kami juga melakukan pemantauan di pasaran dan ternyata memang tidak ditemukan," tegas Reri yang dikutip dari laman detik.com pada Kamis, (27/10/2022).
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Unilever AS sempat membuat heboh setelah menarik sampo kering dengan merk dagang Dove, Nexxus, Suave, TIGI [Rockaholic and Bed Head], dan TRESemme lantaran temuan kandungan benzena, zat yang diketahui bisa memicu kanker.
Menurut informasi yang beredar, produk dry shampo yang mengandung zat pemicu kanker tersebut diproduksi sebelum Oktober 2021.
" Produk yang ditarik tersebut didistribusikan secara nasional di Amerika Serikat. Pengecer telah diberitahu untuk menghilangkan produk dari rak di setiap market," kata Unilever yang dikutip dari laman The Hindustan Times pada Kamis, (27/10).
Menegaskan standart merk dagang Unilever Indonesia, Reri turut menyinggung pelaku usaha kosmetik yang beberapa waktu terakhir terus meningkat hingga 11 persen dalam dua tahun terakhir.
Singgung pelaku usaha kosmetik Indonesia di bawah BPOM Indonesia, Reri berharap seluruh pihak bisa bertanggung jawab dalam keamanan dan kualitas produk. Adapun pendekatan yang dilakukan BPOM RI selain mengawasi, adalah memberikan edukasi kepada masyarakat terkait kosmetik yang berbahaya dan berisiko.
" Mempersiapkan produk yang aman digunakan oleh konsumen adalah tanggung jawab kita semua. Dengan semakin pesatnya perkembangan industri kosmetika, BPOM percaya bahwa kemajuan tersebut hanya dapat berkembang secara konsisten apabila seluruh pelaku industri dapat mengikuti perkembangan trend dan teknologi terbaru sehingga dapat meningkatkan kualitas produk kosmetik yang mampu berdaya saing namun tetap mengedepankan aspek keamanan, kemanfaatan dan mutu kosmetik," kata Reri beberapa waktu lalu.