© Shutterstock
Ada alasan khusus yang membuat bulu kuduk kita merinding. Bukan saja saat ketakutan atau kedinginan, tapi bisa juga saat mendengarkan lagu. Ada kalanya ketika mendengarkan lagu (entah saat di konser atau sedang menikmati lagu sendirian dari ponsel atau komputer) tiba-tiba kamu merinding. Bulu kuduk berdiri, seolah-olah ada ikatan emosional yang tercipta.
Faktanya, hal ini tidak terjadi pada semua orang lho!
Alumni Universitas Harvard, Matthew Sachs, berhasil melakukan penelitan terhadap 20 orang. Di antara 20 orang tersebut, di antaranya pernah mengalami bulu kuduk merinding ketika mendengarkan musik dan 10 lainnya tidak.
Ia juga menemukan bahwa orang-orang yang berhasil menangkap makna emosional dari musik tersebut, bahkan sampai menimbulkan reaksi fisik (bulu kuduk berdiri), memiliki struktur otak yang berbeda dibandingkan dengan orang-orang yang tidak memiliki reaksi demikian.
Lebih lanjut, melansir thehealthy.com, hal itu ternyata ada kaitannya dengan struktur otak. Kalau lagu bagus membuat bulu kuduk merinding, korteks auditori dalam otak kita dan pusat pemrosesan emosi otak kita memiliki lebih banyak serat yang saling menghubungkan.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Oxford Academic and Neuroscience ini mengungkapkan bahwa mereka yang merinding mendengar musik cenderung memiliki serat volume otak lebih padat yang menghubungkan korteks pendengaran dan area yang memproses emosi, yang berarti keduanya dapat berkomunikasi dengan lebih baik.
Kalau kamu juga sering merasa demikian, berarti otak kamu spesial, karena punya tingkat efisiensi lebih baik daripada orang lain. Selain itu jika kamu bisa menciptakan ikatan yang sangat emosional ketika mendengarkan musik, artinya kamu memiliki risiko untuk sembuh lebih besar ketika mengalami depresi.
Hal ini karena kemampuan dan kepekaan emosional kamu lebih tinggi daripada orang pada umumnya. Singkatnya, musik selalu bisa dijadikan sebagai alat terapis untuk mengeksplorasi perasaanmu.
Gimana menurut kalian, Diazens?