© IStockphoto.com
Intensitas olahraga di Bulan Ramadan yang dilakukan oleh banyak orang cenderung menurun karena menyesuaikan dengan kondisi tubuh yang sedang berpuasa. Tak heran, saat Ramadan usai, banyak orang yang mulai berusaha untuk kembali ke pola olahraga awal.
Namun, masalah kesehatan bisa muncul ketika kita mengubah rutinitas secara mendadak. Oleh karena itu, dokter dan peneliti bidang kardiovaskuler, Gusti Rizky Teguh Riyanto menyarankan Anda melakukan rutinitas olahraga secara perlahan dan bertahap.
"Untuk aktivitas fisik, tubuh kita perlu melewati proses adaptasi agar tidak kaget dengan latihan intensif yang mendadak," kata Rizky dilansir dari Antara beberapa waktu lalu.
Rizky mengatakan, sebagian besar masalah kesehatan yang timbul saat memulai latihan intensitas tinggi terjadi karena kita memaksa tubuh untuk bergerak tanpa beradaptasi. Jantung Anda mungkin belum siap menghadapi rutinitas intensif.
Ketika ini terjadi, serangan jantung dapat muncul, disertai risiko kesehatan lainnya seperti aritmia. Gejala yang dirasakan yaitu nyeri dada, sesak, atau pingsan. Selain itu, kemungkinan terjadinya cedera tulang, sendi, dan otot juga meningkat, dan tubuh bisa mengalami kram, keseleo/terkilir, atau bahkan patah tulang.
Rizky menuturkan, ada sejumlah hal penting yang perlu Anda perhatikan yakni memastikan selalu kapasitas tubuh sebelum memulai rutinitas olahraga, mengondisikan asupan nutrisi. Selain itu, memastikan jadwal tidur atau istirahat Anda normal sehingga Anda merasa segar saat berolahraga, dan mulai dengan latihan dengan intensitas lebih rendah kemudian perlahan tingkatkan intensitasnya hingga Anda kembali ke rutinitas yang sesuai.
" Saya sarankan untuk memulai dengan olahraga ringan seperti jalan pagi selama 30 menit," ujar Rizky.