© 2021 IStock.com
Ciri-ciri hipertensi yang umum diketahui banyak orang adalah munculnya sakit kepala. Padahal, nggak selalu demikian lho.
Hipertensi atau darah tinggi ditunjukkan dengan pengukuran sistolik berada di angka 130 atau lebih tinggi atau pengukuran diastolik 80 atau lebih tinggi. Normalnya, seseorang memiliki tekanan darang sistolik 120 dan diastolik 80 yang dinyatakan dalam 120.80. Tekanan sistolik adalah tekanan darah terhadap dinding arteri saat sedang berdetak. Sedangkam tekanan diastolik adalah tekanan di antara detakan.
Lalu mengapa tekanan darah tinggi ini berbahaya?
Begini, saat tekanan darah sedang tinggi berarti ada tekanan yang tinggi pada dinding pembuluh darah terhadap dinding arteri tubuh. Tekanan ini tergantung pada resistensi pembuluh darah dan juga seberapa keras kerja jantung. Semakin sempit pembuluh darah dan semakin banyak darah yang dialirkan jantung, tekanan pada pembuluh dinding akan semakin tinggi. Nah, kalau ini dibiarkan terus, maka dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya penyakit jantung.
Penyakit hipertensi memang berbahaya. Tapi yang lebih berbahaya adalah ketika penderita nggak tau kondisi kesehatan mereka karena ciri-ciri hipertensi tidak muncul. Tau nggak sih kalau nggak semua orang penderita hipertensi nggak menunjukkan gejalanya sama sekali? Makanya, ciri-ciri hipertensi tak selalu dikaitkan dengan kepala yang terasa pusing.
Meski ciri-ciri hipertensi tak terjadi, kerusakan pembuluh darah dan jantung tetap terjadi dan tak terdeteksi. Dan hipertensi yang tak terkendali bisa meningkatkan risiko kesehatan serius seperti serangan jantung atau stroke.
Pada sebagian besar orang, ciri-ciri hipertensi tak terlihat. Saat gejalanya muncul, kemungkinan kondisi tekanan darah tinggi telah terjadi selama bertahun-tahun dan tidak mereka sadari.
Dan saat kondisinya sudah berat, ciri-ciri hipertensi yakni:
Namun perlu ditekankan lagi kalau ciri-ciri hipertensi di atas ini saat kondisi penyakit sudah menahun. Dan saat itu, penderita nggak tahu bagaimana kondisi jantung dan pembuluh darahnya tanpa melalui pemeriksaan menyeluruh.
Makanya, meski nggak memiliki ciri-ciri hipertensi, ada baiknya seseorang melakukan pemeriksaan darah secara teratur. Ini penting banget terutama untuk mereka yang punya keterikatan denga seseorang dengan penyakit ini serta punya faktor risiko hipertensi.
Dan sayangnya ada banyak mitos yang berkembang di masyarakat mengenai ciri-ciri hipertensi. Salah satu yang paling sering disebutkan orang adalah tentang kemunculan sakit kepala atau mimisan.
Yup, ini memang mungkin terjadi tapi pada kasus krisis hipertensi, yaitu saat pembacaan tekanan darah mencapai 180/120 mm Hg atau lebih tinggi dan ini merupakan kondisi medis darurat.
Bila ini terjadi, jangan panik dulu ya. Lakukan pemeriksaan ulang lima menit kemudian dan kalau angka tersebut masih muncul, maka harus segera mendapatkan pertolongan.
Ciri-ciri hipertensi juga bisa berupa kemunculan bintik-bintik merah di mata yang merupakan tanda kerusakan pada saraf optik yang disebabkn karena tekanan darah tinggi. Tapi ini tentu nggak selalu dikaitkan dengan hipertensi karena juga bisa merupakan penyakit lainnya.
Wajah merah bisa jadi ciri-ciri hipertensi, meski hipertensi bukan selalu jadi penyebab kondisi ini.
Wajah yang memerah bisa karena pembuluh darah di wajah yang membesar. Ini terjadi secara tak terduga, atau sebagai respon terhadap pemicu tertentu seperti paparan sinar matahari, cuaca dingin, makanan pedas, angin, minuman panas dan produk perawatan kulit.
Masyarakat kita banyak yang mengira kalau ciri-ciir hipertensi yang paling mudah diketahui adalah kepala pusing. Padahal, mungkin saja nih pusing muncul sebagai efek samping obat hipertensi.
Pusing ini nggak boleh diabaikan ya, walau dalam kondisi tahu sedang menderita hipertensi atau tidak. Mengapa? Karena pusing mendadak, kehilangan keseimbangan atau koordinasi sampai kesulitan berjalan bisa jadi merupakan tanda-tanda peringatan terjadinya stroke.
Satu hal yang sangat ditekankan dalam ciri-ciri hipertensi adalah mereka tak terasa. Dan tiba-tiba seseorang sudah menderita stroke atau serangan jantung akibat tidak melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur.
Hipertensi pda ibu hamil disebut juga dengan hipertensi gestasional, terjadi pada kehamilan berumur 20 minggu. Ciri-ciri hipertensi ini kadang tak nampak. Dan untuk beberapa kasus, ini nggak berbahaya bagi ibu dan calon bayi serta bisa hilang di minggu 12 setelah kelahiran.
Melansir Medline Plus, namun dalam beberapa kasus yang lain, hipertensi pada ibu hamil bisa berbahaya karena bisa bikin bayi lahgir prematur atau lahir dengan berat badan kecil. Beberap wanita dnegan kondiis ini juga bisa terkena preklamsia.
Ciri-ciri hipertensi yang tak terdeteksi seharusnya menjadi informasi yang patut diketahui banyak orang, mengingat banyaknya serangan jantung atau stroke yang terjadi secara tiba-tiba.