© Liputan6.com
Dalam beberapa bulan terakhir, Indonesia masih dinyatakan bebas terhadap virus corona. Namun pada Senin 2 Maret lalu, pemerintah resmi menyatakan bahwa virus tersebut telah masuk ke Indonesia. Dua orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang bertempat tinggal di Depok dinyatakan mengidap virus tersebut.
Karena berita tersebut, banyak warga Indonesia yang mulai panik. Akibatnya, warga berdondong menyerbu supermarket untuk menyetok bahan-bahan pokok di rumah.
Termasuk masker. Gimana nggak, di mana-mana bahkan apotek pun masker habis. Nampaknya, ada yang membelinya dalam jumlah banyak sekaligus.
Terlepas dari kasus virus corona yang udah masuk ke Indonesia, di sisi lain, Liputan6 memberitakan sebelumnya, pada 3 Maret kemarin Gunung Merapi baru saja erupsi. Bahkan, abu vulkanik akibat erupsi tersebut menyebar sampai Boyolali, guys!
Mengetahui hal tersebut, tentu saja kesehatan warga yang terkena abu vulkanik perlu dikhawatirkan. Sebab, bahayanya nggak main-main, sedangkan masker lagi langka-langkanya. Gimana, dong?
Viralnya tentang langkanya masker akibat virus corona dan letusnya gunung merapi, dr. Belva Prima Geniosa, MMR., geram kepada orang-orang yang suka menimbun masker.
Kegeraman tersebut dia ungkapkan melalui akun twitternya @BelvaGeniosa, bahwa untuk orang sehat, abu vulkanik yang mengandung debu silica itu lebih berbahaya dari Covid-19, karena dapat menyebabkan Silicosis dan paru-paru rusak.
Beliau menjelaskan bahwa menghirup abu vulkanik tersebut bisa berefek dalam jangka pendek dan jangka panjang. Awalnya yang dirasakan seseorang ketika menghirup abu tersebut akan merasa batuk dan sesak napas seperti asama, dan mata memerah. Akibatnya, saturasi oksigen pada darah orang yang menghirup abu tersebut akan menurun.
Sedangkan untuk jangka panjang, seseorang yang menghirup abu vulkanik bisa menyebabkan silicosis yang sifatnya permanen. Dilansir dari doktersehat, silikosis merupakan penyakit saluran pernapasan yang menyebabkan peradangan dan pembentukkan jaringan parut pada paru-paru akibat kebanyakan menghirup debu silika.
Ketika terjadi letusan gunung dan abunya menyebar ke mana-mana, untuk menghindari penyakit tersebut, salah satunya adalah dengan memakai masker. Hal lain yang bisa dilakukan adalah memakai kacamata, berdiam di dalam rumah serta menutup jendela dan pintu, dan selalu rajin membersihkan debu vulkanik yang masuk ke dalam rumah.
Jadi, dr. Belva pun berpesan, untuk kalian yang sudah terlanjur beli banyak masker untuk melindungi diri dari virus corona, sebaiknya sumbangkan juga sebagian masker tersebut ke daerah yang terdampak abu letusan Gunung Merapi.