© Health.harvard.edu
Kamu sudah pernah mendengar tentang clean eating? Menurut para ahli, clean eating memiliki efek positif jangka pendek serta dapat merusak hubunganmu dengan makanan.
Clean eating sebenarnya memiliki makna yang luas, mulai dari memakan makanan utuh saja, tidak diproses, dimasak murni, menghilangkan susu, gula, gandum, ataupun menggunakan pedoman vegan.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Disordered Eating pada tahun 2019 menemukan bahwa clean eating memiliki banyak makna yang berbeda, tetapi banyak orang cenderung berpikiran positif, bahkan ketika rutinitas ini justru menyebabkan gangguan fungsional dan tekanan emosional.
Dikutip dari bustle.com, makanan yang dikelompokkan sebagai bersih seringkali memiliki makna yang sangat sempit. Clean eating juga memberikan semacam jarak dan bisa membuatmu merasa malu atau bersalah ketika melanggar aturan diet tersebut.
Para ahli menyarankan ketika kamu merasa buruk untuk makan suatu makanan, sebisa mungkin hindari acara sosial di mana akan ada makanan tersebut. Terus-terusan memikirkan atau merencanakan asupan makanan justru dapat berisiko membuat hubungan yang tidak sehat antara dirimu sendiri dengan hal-hal yang sebenarnya kamu butuhkan.
Jika kamu tidak bisa mendapatkan asupan makanan yang dibutuhkan, temukan pola yang paling sesuai dengan kebutuhan. Usahakan memperbanyak asupan seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, serta biji-bijian untuk nutrisi yang lebih padat dan juga rasa kenyang yang lebih lama.
Para ahli juga menyarankan untuk makan makanan yang berbeda dan mengamati bagaimana reaksi tubuhmu, tingkat energi, pencernaan, kualitas tidur, fokus, dan kecemasan. Sebaiknya jangan pernah kamu menetapkan aturan apapun terkait seputar makanan tanpa konsultasi dengan dokter ahli, karena tidak ada satupun diet yang akan sesuai dengan kebutuhan gizi semua orang.
Mulailah memilah-milah diet yang cocok dengan tubuh kamu ya. Jangan lupa tulis komentarmu di bawah ini.
