© Shutterstock
Menyantap makanan hangat memang terasa lebih nikmat. Oleh karena itu, tak sedikit yang refleks meniup makanan panas agar bisa segera dikonsumsi tanpa membakar lidah.
Ada yang mengatakan meniup makanan atau minuman panas berlawanan dengan sunah Nabi Muhammad SAW. Selain tidak sesuai dengan sunah, kebiasaan ini ternyata juga bisa berbahaya bagi kesehatan.
Menurut dr. Adeline Jaclyn, meniup makanan panas bisa mentransfer mikroorganisme berbahaya.
“ Terdapat studi yang meneliti jumlah mikroorganisme pada makanan panas yang ditiup dan tidak ditiup. Didapatkan hasil perbedaan yang signifikan antara keduanya, yaitu lebih banyak mikroorganisme pada (makanan) yang ditiup,” ungkap dr. Adeline.
Sepaham dengan itu, dr. Dyah Novita Anggraini juga mengatakan bahwa meniup makanan panas bisa menyebabkan kontaminasi mikroorganisme penyebab penyakit.
“ Tidak boleh meniup makanan panas. Itu lebih kepada kuman yang ada di mulut atau bakteri di dalam mulut bisa berpindah ke dalam makanan,” ungkap dr. Dyah Novita.
Saat kita meniup makanan atau minuman, tubuh melepaskan karbon dioksida (CO2) dan karbon monoksida (CO).
Karbon dioksida yang dilepaskan bereaksi dengan partikel air (H2O) di dalam makanan atau minuman dan menghasilkan pembentukan asam karbonat (H2CO3). Karbon monoksida sendiri saja sudah beracun. Jadi, kalau mengonsumsi makanan setelah meniupnya, tubuh akan kemasukan lebih banyak asam karbonat dan karbon monoksida.
Hal ini berisiko mengganggu keseimbangan asam atau alkali tubuh, yang mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme.
Berikut ini adalah beberapa tips mengonsumsi makanan atau minuman panas yang bisa diterapkan:
Nah, jadi paham kan sekarang? Semoga informasi ini bermanfaat ya!