© Shutterstock.com/ANURAK PONGPATIMET
Disleksia adalah semacam disabilitas pada anak-anak, yang menyebabkan kesulitan dalam proses belajar. Sehingga penderita disleksia akan mengalami kesulitas dalam mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan, serta mengubahnya menjadi kalimat.
Meskipun disleksia menimbulkan gejala bervariasi, yang tergantung kepada usia dan tingkat keparahan yang dialami penderita. Namun, biasanya gejala awal disleksia adalah pada usia 1-2 tahun, atau setelah dewasa.
Umumnya penyakit ini dialami oleh anak-anak, tapi orang dewasa pun juga bisa mengalami gangguan ini lho guys. Namun, kondisi ini tidak memengaruhi tingkat kecerdasan seseorang. Oleh sebab itu, seorang anak yang memiliki disleksia bukan berati memiliki IQ yang rendah ya.
Untuk lebih paham mengenal penyakit disleksia, langsung saja simak ulasan berikut ini yang telah dilansir dari berbagai sumber.
Disleksia adalah gangguan yang sering ditemukan pada anak-anak, yang menyebabkan mengalami kesulitan belajar atau mengeja kata-kata.
Faktor disleksia adalah memiliki riwayat keluarga dengan penyakit gangguan belajar, bayi lahir prematur atau bayi yang lahir dari ibu pengguna obat-obatan maupun alkohol.
Penyakit disleksia adalah kelainan genetik, cedera parah pada otak, yang biasa dialami oleh anak-anak.
Adapun tanda dan gejala disleksia adalah:
1. Memiliki masalah dalam mengeja
2. Membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan tugas membaca serta tulisan
3. Kesulitan menghafal
Bahkan, gejala untuk remaja yang mengalami disleksia akan terihat menarik diri dari lingkungannya, depresi saat belajar, serta kehilangan untuk sekolah.
Sehingga anak yang memiliki gangguan ini, sering kali dicap sebagai pemalas. Padahal, ia mengalami gangguan baca tulis yang mungkin tidak diketahui oleh orangtua ataupun gurunya.
Disleksia adalah penyakit bawaan dari lahir yang yang menyebabkan kesulitan membaca, mengeja, menulis, serta beberapa aspek bahasa lainnya yang tidak bisa disembuhkan.
Meski begitu, pasien yang mengalami penyakit ini memiliki tingkat kecerdasan normal atau bahkan di atas rata-rata, contohnya adalah Albert Instein. Dengan penanganan khusus, hambatan yang mereka alami bisa diminimalkan.
Melansir dari dyslexia-indonesia.org, pengidap disleksia biasanya mengalami beberapa masalah, seperti:
Kebanyakan pasien disleksia mempunyai level kecerdasan normal atau di atas normal, sayangnya mereka kesulitan dalam mengingat perkataan.
Susah dalam membedakan antara huruf dan bunyi. Contohnya seperti, ”paku” dengan ”palu”, atau mereka keliru memahami kata-kata yang memiliki bunyi hampir sama, misalnya ”lima puluh” dengan ”lima belas”.
Anak disleksia mengalami kesulitan saat ada instruksi yang panjang dalam satu waktu, seperti ibu menyuruh anak untuk “ Cuci kaki dan tanganmu sebelum masuk kamar, lalu turun ke bawah lagi untuk makan siang bersama ibu, tapi jangan lupa bawa buku untuk tugas besok, ya”.
Kondisi ini akan menyebabkan kesulitan dalam menyusun sesuatu secara berurutan, seperti susunan huruf dan angka, bulan dalam setahun, atau hari dalam seminggu.
Hal ini dimaksudkan pasien disleksia akan mengalami kebingungan dalam memahami tata bahasa, terutama saat menggunakan dua atau lebih bahasa yang mempunyai tata bahasa yang berbeda.
Jadi, penyakit disleksia adalah gangguan pada anak sehingga menyebabkan susah dalam membaca, atau mengeja kata.