© MPI/Deni Irwansyah Via Celebrities.id
Baru-baru ini, seorang dokter umum di Kabupaten Malang, Jawa Timur, berhasil menemukan sebuah terapi penyembuhan untuk para pasien yang terpapar virus Covid-19. Cara yang ia gunakan ini pun cukup sederhana.
Dilansir dari laman celebrities.id (18/07), tenaga kesehatan ini adalah dr. Yosephine Pratiwi yang kini mendadak kebanjiran pasien Covid-19. Dia menggunakan metode terapi berbasis nebul alias penguapan untuk mengurangi gejala-gejala pada pasien Covid-19.
Dokter Yosephine membuka praktek di Apotek Kondang Waras, Karangploso, Kabupaten Malang. Dia tampak berhati-hati dalam menangani setiap pasien yang datang ke tempat prakteknya tersebut.
Biasanya, dia akan meminta hasil swab antigen kepada pasien sebagai bukti. Dengan menggunakan metode terapi yang sama, dia pun memilah sejumlah pasien ini berdasarkan keluhannya. Pasien yang memiliki keluhan sulit bernapas dan saturasinya rendah di bawah 90, akan ditangani.
Dikutip dari laman newmalangpos.id (16/07), sebenarnya dokter Pratiwi ini tak sengaja menemukan terapi penyembuhan Covid-19 ini. Usai dirinya didatangi oleh sejumlah pasien yang terpapar Covid-19 yang tak bisa mendapatkan perawatan di RS, dokter Pratiwi pun mencoba memberi terapi yang terjangkau dengan cara penguapan.
" Dari banyaknya pasien yang datang, kemudian saya mencoba memberi obat yang terjangkau dengan cara penguapan. Ternyata tiga pasien yang pertama saya coba ini sembuh,” kata dokter Pratiwi kepada redaksi newmalangpos.id.
Obat yang dia berikan kepada pasiennya ini adalah obat pada umumnya yaitu Abroxol, obat batuk berdahak yang mempunyai fungsi sebagai mukolitik. Obat ini bisa mengencerkan dahak. Kemudian, ditambahkan dengan obat golongan kortikosteroid yang merupakan obat untuk mengatasi peradangan, reaksi alergi dan juga penyakit autoimun.
Keduanya ini kemudian dilarukan dengan Natrium klorida (NaCl) dan sedikit minyak kayu putih. Lalu, ditampung dalam Nebulizer atau alat bantu penguapan. Terapi penguapan yang dilakukan oleh dokter Pratiwi ini pun dilakukan kepada pasiennya di ruang terbuka di halaman tempat prakteknya agar pasien juga sekaligus mendapatkan paparan sinar matahari selama proses terapi tersebut.
Proses penguapan ini pun dilakukan dengan durasi yang bervariasi tiap pasien yaitu sekitar 3 sampai 15 menit. Hasilnya sungguh di luar dugaan, dari 83 pasien yang sudah datang kepadanya, 81 orang di antaranya sudah dinyatakan membaik dan sembuh dari Covid-19.
Saat ini, penelitiannya masih belum dipatenkan karena dirinya belum mengajukan temuannya. Untuknya sekarang yang terpenting yaitu kondisi darurat dan dia pun lebih memprioritaskan untuk membantu pasien Covid-19. Bahkan, dirinya mengambil risiko tertular Covid-19 karena ingin menolong lebih banyak pasien dengan terapi nebul atau penguapan ini. Bagaimana pendapatmu tentang metode terapi nebul ini? Apakah berniat mencobanya?