© Shutterstock.com/g/Kmpzzz
Empty Sella Syndrome (ESS) adalah kondisi medis yang ditandai dengan penampakan kosong pada sella turcica, sebuah struktur berbentuk pelana di dasar tengkorak yang biasanya berisi kelenjar pituitari.
Kelenjar pituitari merupakan bagian penting dari sistem endokrin yang mengatur berbagai hormon dalam tubuh. Pada ESS, kelenjar pituitari tertekan atau mengecil sehingga sella turcica tampak kosong pada pencitraan radiologis.
Meskipun sering ditemukan secara kebetulan dan tidak selalu menyebabkan gejala, ESS dapat memengaruhi fungsi hormonal tubuh dalam beberapa kasus.
©reboundptidaho.com
Gejala Empty Sella Syndrome bervariasi, tergantung pada tingkat penekanan kelenjar pituitari dan apakah fungsi hormon terganggu.
Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala sama sekali (ESS primer), sementara yang lain mungkin mengalami gejala yang berkaitan dengan kekurangan hormon (ESS sekunder). Gejala yang dapat muncul meliputi:
© cheapcpapsupplies.com
Penyebab ESS dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu primer dan sekunder. Berikut ini perbedaannya:
ESS Primer
Terjadi ketika sella turcica kosong tanpa adanya penyebab yang jelas. Hal ini sering dikaitkan dengan cacat bawaan di mana selaput araknoid (salah satu lapisan pelindung otak) membesar dan menekan kelenjar pituitari. Faktor risiko meliputi usia lanjut, obesitas, dan hipertensi.
ESS Sekunder
Disebabkan oleh faktor yang secara langsung mempengaruhi kelenjar pituitari. Ini bisa termasuk trauma kepala, tumor pituitari, operasi atau terapi radiasi yang melibatkan kelenjar pituitari, dan infeksi. ESS sekunder biasanya lebih serius dan sering dikaitkan dengan penurunan fungsi hormonal yang signifikan.
©willenslaw.com
Meskipun tidak semua kasus ESS dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko dan mengelola kondisi yang mendasarinya:
© shutterstock.com/leungchopan
Empty Sella Syndrome adalah kondisi yang terkadang ditemukan secara kebetulan dan mungkin tidak selalu menunjukkan gejala. Namun, dalam beberapa kasus, dapat memengaruhi fungsi hormonal tubuh dan menyebabkan berbagai gejala.
Mengenal gejala, penyebab, dan cara mencegah ESS sangat penting untuk penanganan yang tepat. Dengan penanganan yang baik, banyak orang dengan ESS dapat menjalani hidup yang normal dan sehat.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis jika kamu atau orang terdekat memiliki kekhawatiran tentang gejala atau faktor risiko yang terkait dengan ESS. Semoga ulasan ini membantu.