Empty Sella Syndrome Penyakit Apa, Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Reporter : Riza Umami
Senin, 20 Mei 2024 14:05
Empty Sella Syndrome Penyakit Apa, Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegahnya
Apa itu penyakit Empty Sella Syndrome?

Empty Sella Syndrome (ESS) adalah kondisi medis yang ditandai dengan penampakan kosong pada sella turcica, sebuah struktur berbentuk pelana di dasar tengkorak yang biasanya berisi kelenjar pituitari.

Kelenjar pituitari merupakan bagian penting dari sistem endokrin yang mengatur berbagai hormon dalam tubuh. Pada ESS, kelenjar pituitari tertekan atau mengecil sehingga sella turcica tampak kosong pada pencitraan radiologis.

Meskipun sering ditemukan secara kebetulan dan tidak selalu menyebabkan gejala, ESS dapat memengaruhi fungsi hormonal tubuh dalam beberapa kasus.

1 dari 4 halaman

Gejala Empty Sella Syndrome

Ilustrasi Sakit Kepala©reboundptidaho.com

Gejala Empty Sella Syndrome bervariasi, tergantung pada tingkat penekanan kelenjar pituitari dan apakah fungsi hormon terganggu.

Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala sama sekali (ESS primer), sementara yang lain mungkin mengalami gejala yang berkaitan dengan kekurangan hormon (ESS sekunder). Gejala yang dapat muncul meliputi:

  • Sakit Kepala: Salah satu gejala yang paling umum adalah sakit kepala kronis, yang dapat bervariasi dalam intensitas.
  • Masalah Penglihatan: Beberapa orang mungkin mengalami gangguan penglihatan seperti pandangan kabur atau penglihatan ganda, karena lokasi sella turcica yang dekat dengan saraf optik.
  • Gangguan Hormonal: ESS dapat menyebabkan disfungsi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari, termasuk hormon pertumbuhan, hormon adrenokortikotropik, dan hormon tiroid. Ini bisa mengakibatkan kelelahan, peningkatan berat badan, intoleransi dingin, dan penurunan libido.
  • Gejala Lainnya: Beberapa orang mungkin mengalami gejala seperti mual, muntah, kelelahan yang ekstrem, dan penurunan tekanan darah.

2 dari 4 halaman

Penyebab Empty Sella Syndrome

Ilustrasi Sakit Kepala Sebelah© cheapcpapsupplies.com

Penyebab ESS dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu primer dan sekunder. Berikut ini perbedaannya:

ESS Primer

Terjadi ketika sella turcica kosong tanpa adanya penyebab yang jelas. Hal ini sering dikaitkan dengan cacat bawaan di mana selaput araknoid (salah satu lapisan pelindung otak) membesar dan menekan kelenjar pituitari. Faktor risiko meliputi usia lanjut, obesitas, dan hipertensi.

ESS Sekunder

Disebabkan oleh faktor yang secara langsung mempengaruhi kelenjar pituitari. Ini bisa termasuk trauma kepala, tumor pituitari, operasi atau terapi radiasi yang melibatkan kelenjar pituitari, dan infeksi. ESS sekunder biasanya lebih serius dan sering dikaitkan dengan penurunan fungsi hormonal yang signifikan.

3 dari 4 halaman

Cara Mencegah Empty Sella Syndrome

Ilustrasi Sakit Kepala©willenslaw.com

Meskipun tidak semua kasus ESS dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko dan mengelola kondisi yang mendasarinya:

  • Mengelola Faktor Risiko: Mengontrol faktor risiko seperti obesitas dan hipertensi dapat membantu mencegah perkembangan ESS primer. Pola makan yang sehat, olahraga teratur, dan menjaga berat badan ideal sangat dianjurkan.
  • Pemantauan Kesehatan Hormonal: Bagi individu yang telah menjalani operasi atau terapi radiasi pada area pituitari, pemantauan rutin terhadap fungsi hormon sangat penting untuk mendeteksi dan mengelola penurunan fungsi hormon secara dini.
  • Menghindari Trauma Kepala: Melindungi kepala dari cedera dengan menggunakan helm saat berolahraga atau berkendara dapat mengurangi risiko ESS sekunder akibat trauma.
  • Konsultasi Medis Rutin: Bagi orang yang memiliki faktor risiko atau gejala yang menunjukkan disfungsi pituitari, konsultasi dengan ahli endokrinologi dapat membantu dalam pemantauan dan penanganan dini, mencegah komplikasi lebih lanjut.

4 dari 4 halaman

Ilustrasi Sakit Kepala© shutterstock.com/leungchopan

Empty Sella Syndrome adalah kondisi yang terkadang ditemukan secara kebetulan dan mungkin tidak selalu menunjukkan gejala. Namun, dalam beberapa kasus, dapat memengaruhi fungsi hormonal tubuh dan menyebabkan berbagai gejala.

Mengenal gejala, penyebab, dan cara mencegah ESS sangat penting untuk penanganan yang tepat. Dengan penanganan yang baik, banyak orang dengan ESS dapat menjalani hidup yang normal dan sehat.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis jika kamu atau orang terdekat memiliki kekhawatiran tentang gejala atau faktor risiko yang terkait dengan ESS. Semoga ulasan ini membantu.

Beri Komentar