© 2021 Mja.com.au
Mirror Syndrome adalah komplikasi kehamilan yang biasanya muncul pada usia kehamilan 16-34 minggu. Penyakit Mirror Syndrome ini merupakan kasus yang cukup jarang terjadi. Istrilah medis menyebut penyakit ini sebagai Ballantyne syndrome atau triple edema.
Salah satu kasus Mirror Syndrom yang belum lama ini terjadi, adalah musibah yang menimpa pasangan artis Irish Bella dan Ammar Zoni. Dipenghujung tahun 2020 silam, pasangan ini mengabarkan bahwa janin atau bayi kembar yang masih di dalam kandungan meninggal.
Usia kandungan Irish sendiri diketahui masih memasuki usia 7 bulan. Menurut info yang dihimpun dari berbagai sumber, bayi mereka sebelumnya sempat mengalami kondisi twin-to-twin transfusion (TTTS) yang menyebabkan pembulu darah kedua janin kembar saling terhubung.
Akibatnya, salah satu janin berperan sebagai 'pendonor', sedang yang lainnya adalah sebagai 'penerima'. TTTS inilah yang mengakibatkan beragam komplikasi terhadap ibu. Salah satunya yaitu Mirror Syndrome, yang mana adalah sebuah kondisi ketika janin mengalami hydrops.
Lebih lanjut, ibu hamil yang mengalami Mirror Syndrome juga bisa terkena preeklamsia atau toxemia kehamilah, yang merupakan kelainan atau gangguan profresif yang ditandai dengan adanya protein dalam dalam urine dan tingginya tekanan darah pada ibu hamil.
Sebagai salah satu penyakit yang cukup langka, Mirror Syndrome sejauh ini masih belum lazim dikenal oleh masyarakat. Mengutip dari laman sciencedirect.com Kamis (1/7/2021), Mirror Syndrome adalah komplikasi obstetrik langka yang berpotensi mengancam jiwa. Ditandai dengan perkembangan adema ibu, hipertensi, dan proteinuria yang berhubungan dengan hidrops janin.
Sejauh ini, masih belum diketahui penyebab dari penyakit Mirror Syndrome, namun kondisi ini diduga terkait dengan hidrops fetalis, yaitu penumpukan cairan pada organ janin, terutama di paru-paru, jantung, dan perut janin.
Namun, meski penyebabnya belum diketahui, Mirror Syndrome diketahui lebih sering terjadi pada ibu hamil dengan kondisi berikut:
Kembali ditekanan, bahwa gejala penyakit Mirror Syndrome mirip dengan preeklamsia. Untuk itu, metode pemeriksaan penyakit Mirror Syndrome sama dengan metode yang digunakan untuk menentukan preeklamsia. Selain itu, pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat cairan pada janin atau hidrops fetalis.
Sejumlah Metode Pemeriksaan yang Bisa Dilakukan (Dilakukan oleh tenaga medis) :
Untuk mengatasi Mirror Syndrome bisa dilakukan dengan cara mengeluarkan janin segera. Bila usia janin belum matang, ibu akan melalui persalinan prematur. Sedang persalinan prematur bisa dilakukan dengan pemberian obat yang merangsang persalinan atau melalui operasi caesar.
Setelah bayi lahir, dokter akan melakukan tindakan untuk mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh bayi. Dokter juga akan memberikan obat-obatan untuk mencegah gagal jantung dan membantu ginjal membuang kelebihan cairan tubuh.
Kemudian, bayi yang terlahir prematur tersebut akan dirawat secara intensif di neonatal intensive care unit (NICU).
Mirror Syndrome sulit untuk dicegah. Pencegahan terbaiknya adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan rutin ke dokter kandungan. Pemeriksaan kehamilan memiliki tujuan untuk memantau kondisi ibu dan janin, serta mendeteksi lebih dini bila terdapat kelainan, baik pada ibu maupun janin.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi ibu hamil untuk rutin melakukan pemeriksaan ke dokter. Selalu siaga dan waspada ya moms..