© 2021 Shutterstock.com/pratan Ounpitipong
Gejala disentri biasanya cumans akit ringan yang bisa hilang dalam beberapa hari aja. Namun di tahun 1700 dan 1800 lalu, penyakit ini menimbulkan wabah yang membunuh banyak orang. Bahkan 90 persen kematian di beberapa daerah di Swedia, disebabkan karena penyakit ini. Kenapa ya?
Penyakit disentri merupakan penyakit infeksi pada usus, utamanya usus besar. Penderitanya bakalan merasakan kram perut berkisar dari ringan hingga parah, diare dengan gejala ringan sampai berat yaitu keberadaan lendir atau darah pada tinja.
Melansir Medical News Today, gejala disentri bisa bervariasi begini tergantung pada kualitas sanitasi di daerah di mana infeksi menyebar. Misalnya nih pada negara maju, penyakit disentri cenderung ringan dibanding negara tropis.
Lebih lanjut mengenai gejala disentri ini bisa disimak dalam ulasan Diadona berikut.
Penyakit disentri disebabkan karena infeksi dua makhluk hidup super kecil, yaitu basil dan amuba. Selanjutnya, nama penyakit disentri ini dibedakan berdasarkan penyebab timbulnya, yaitu :
Disentri basiler yang disebabkan oleh basil Shigella. Gejala disentri ini bisa muncul dalam bentuk paling parah karena bakteri tumbuh di sel epitel usus besar. Sel ini kemudian diserang dan mati lalu terjadilah penyebaran infeksi. Selanjutnya, penderita mungkin mengalami borok, radangd an juga peradangan.
Disentri amuba akibat Entamoeba histolytica (E. histolytica). Jadi, kelompok amuba ini bersama-sama membentuk kista, lalu kista tersebut bakalan muncul dari tubuh melalui kotoran manusia. Selanjutnya, kista mengontaminasi air dan masuk lagi ke tubuh manusia.
Di negara maju dengan gejala disentri ringan, sakit yang dirasakan penderitanya berkisar pada:
Kemunculan gejala disentri ini biasanya terjadi mulai dari hari 1 hingga k3 3 setelah muncul infeksi, dan pasien bakalan sembuh dalam kurun waktu satu minggu.
Pada disentri jenis ini, gejala disnetri bakalan muncul dalam 1 hingga 3 hari setelah infeksi dalam bentuk sakit perut ringan dan diare, tapi nggak diikuti dengan keberadaan darah pada tinja.
Gejala disentri ini tergolong ringan, malahan bisa sembuh tanpa perlu berobat ke dokter.
Sedangkan gejala disentri amuba yakni:
Bila amuba menembus dinding usus, amuba tersebut bisa menyebar ke aliran darah dan menginfeksi organ yang lainnya. Selanjutnya infeksi akan berubah menjadi bisul yang berdarah dan menyebabkan darah pada tinja.
Gejala disentri amuba bisa berlangsung selama beberapa minggu. Setelah gejala hilang, amubanya mash ada di dalam tubuh inang dan bisa memunculkan gejala lagi saat sistem kekebalan tubuh sedang lemah.
Dikutip dari Healthline, anak-anak paling berisiko terkena disentri shigellosis meski ini bisa juga terjadi pada semua orang. Gejala disentri yang mungkin muncul diantaranya:
Saat gejala disentri pada anak muncul, segera lakukan pemeriksaan ke dokter karena dehidrasi yang tak tertangani bisa berujung pada kematian. Bila gejalanya ringan, dokter mungkin cuman menyarankan istirahat dan konsumsi banyak cairan serta obat untuk membantu meredakan rasa kram dan diare.
Tapi bila parah, dokter mungkin meresepkan antibiotik, meski kadang terjadi resistensi. Bila gejala disentri tak kunjung membaik, segera berkunjung lagi ke dokter untuk modifikasi perawatan
Disentri pada bayi umumnya terjadi karena infeksi S. flexneri dan S. dysenteriae tipe 1 dan yang paling utama adalah Campylobacter jejuni. Maka, gejalanya hampir serupa dengan gejala yang terjadi pada anak.
Dan ternyata nih gejala disentri bayi juga berkaitan dengan status gizinya lho. Misalnya, disentri parah biasanya akan terjadi pada anak atau bayi yang kekurangan gizi dengan tingkat dehidrasi klinis yang tinggi. Frekuensi dan tingkat keparahannya meningkat pada anak yang menderita penyakit campak atau pernah terkena campak di bulan sebelumnya.
Gejala disentri pada bayi, anak atau orang dewasa bisa ringan atau sampai mematikan. Segera hubungi dokter agar segera tertangani ya!