© Shutterstock.com
Pandemi corona membuat banyak orang mempersiapkan banyak hal. Salah satunya adalah alat pulse oximeter, yang bekerja utuk mendeteksi kadar oksigen dalam tubuh. Hal ini penting dilakukan untuk mendeteksi adanya 'happy hypoxia'. Normalnya, kadar oksigen dalam tubuh umumnya adalah 95 persen atau lebih tinggi.
Namun, tahukah kamu gimana cara kerja alat pulse oximeter ini? Nah dari akun Twitter @iwahyudis, seorang yang ahli di bidang medis, menjelaskan hal ini. Simak penjelasannya, yuk!
Iwah Yudis menjelaskan bahwa oksigen yang masuk ke dalam paru-paru akan dibawa ke seluruh tubuh oleh sel darah, yang disebut dengan hemoglobin. Nah, Pulse Oximeter inilah yang mengukur seberapa banyak hemoglobin (Hb) dalam darah yang membawa oksigen, disebut dengan saturasi oksigen.
Hemoglobin (Hb) pun ternyata ada dua macam. Yaitu Hemoglobin yang berkaitan dengan oksigen, yaitu oksihemoglobin. Serta, ada jug hemoglobin yang tidak berkaitan dengan oksigen, disebut dengan deoksihemoglobin.
Sementara itu, cara pulse oximeter untuk mengukur saturasi oksigen adalah dengan menggunakan cahaya. Bgian pulse oximeter sendiri ada dua, yaitu sumber cahaya dan detektor. Sumber cahaya ada dua macam, yaitu cahaya merah untuk menyerap deoksihemoglobn, serta ada cahaya inframerah untuk menyerap oksihemoglobin. Sementara Detektor berguna untuk menangkap cahaya.
Cara kerja pulse oximeter untuk menghitung saturasi oksigen cukup sederhana, yaitu dengan membandingkan berapa banyak cahaya merah dan cahaya inframerah yang diserap oleh darah di pembuluh darah arteri, kemudian diteruskan ke sensor. Setelahnya akan dibaca di ditampilkan di monitor.
Tak hanya saturasi oksigen, ada beberapa hal yang akan dinilai oleh alat pulse oximeter. Mereka adalah pulsasi pembuluh darah arteri (PR/HR bpm), saturasi oksigen (SpO2 %), plethymograp alias gambar grafik pulsasi, nilai rata-rata perfusi darah (perfusi index atau PI %), serta diagram power baterai alat pulse oximeter itu sendiri.
Selain itu, ada beberapa hal yang bisa memengaruhi kualitas pembacaan pulse oxi. Di antara lain:
1. Jari yang diperiksa terhalang cahaya, misalnya kuku dicat.
2. Posisi pulse oximeter tidak sejajar.
3. Pasien dingin atau hipotermi.
4. Tangan basah berkeringat.
5. Gemuk.
6. Punya gangguan pembuluh darah, serta jantung dan paru-paru.
7. Punya Anemia.
8. TIdak kooperatif.
9. Cahaya di ruangan terlalu terang.
10. Saturasi darah yang ternyata terlalu rendah (<75%).
11. Interfensi elektromagnetik.
Agar dapat bekerja dengan baik dan benar, Iwah Yudis pun memberikan tips yang benar menggunakan pulse oximeter ini.
1. Pastikan power pulse oximeter baik/cukup
2. LED pulse oximeter menyala (lampu bagian dalam pulse oximeter)
3. Jari tidak ada pewarna/cat kuku
4. Jari tidak basah
5. Jelas klinis dan riwayat penyakit pasien
6. Posisi tangan tidak banyak bergerak
7. Lihat grafik pulsasi (plethymograp), irama kontiyu
8. Lihat PI (perfusi index), nilai 0-10 (makin besar makin baik)
9. Lihat PR/HR (nilai normal 60-100 bpm, olahragawan bs lebih rendah)
10. Lihat SpO2 (nilai normal 95-100%)
Alat pulse oximeter pun sudah banyak dijual secara online maupun offline. Namun agar tidak menyesal kemudian karena salah beli, Iwah Yudis pun memberikan saran. Pertama langsung gunakan alat pulse oximeter di jari tangan. Kemudian tahan napas 3-5 detik. Jika SpO2 / HR turun, maka pulse oximeter tersebut bekerja dengan baik.
Meski pulse oximeter ini penting untuk mengetahui saturasi oksigen dalam tubuh, Iwah Yudis tetap mengingatkan bahwa alat tersebut hanyalah alat penunjang, bukan parameter utama. Parameter utama tetap dari penilaian klinis dari dokter atau petugas kesehatan.
Iwah Yudis tetap semangat mengingatkan untuk menerapkan prokol kesehatan yang ada, serta mendakan agar sehat selalu. Aamiin.
Untuk melihat tweet lengkapnya, bisa lihat di sini ya!
Pulse oximeter sudah tdk asing lagi saat pandemi ini.
Tahukah kamu cara kerja alat ini untuk mendeteksi kadar oksigen dalam tubuh? Dan apa saja dinilai.
Berikut sediki edukasi cara kerja & apa saja yg mempengaruhi kerja alat ini & tips2 lainnya