Hasil Penelitian: Virus Corona Berasal dari 2 Spesies Ular

Reporter : Prisma Difta
Kamis, 23 Januari 2020 16:17
Hasil Penelitian: Virus Corona Berasal dari 2 Spesies Ular
Pencocokan terdekat untuk pola pengkodean genetik virus ditemukan pada dua spesies ular dan keduanya biasa ditemukan di Cina selatan, kata para ilmuwan.

Jika klaim penularan virus korona itu dari ular, maka peneliti lain dari Cina mengajukan klaim tersebut. Itu akan mengubah pemahaman dunia ilmiah tentang transmisi dan mutasu patogen seperti Virus Sars. Karena jika benar, Ini akan menjadi yang pertama yang ditemukan sebagai penyebab virus.

Menurut seorang profesor Cina di Jerman telah memperkirakan bahwa wabah akan mencapai titiknya pada bulan Maret.

1 dari 3 halaman

Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Medical Virology pada hari Rabu, tim gabungan dari Beijing, Nanning, Ningbo dan Wuhan merekonstruksikan struktur fisik virus corona dengan menggunakan data yang dipublikasikan

Studi sebelumnya menemukan bahwa virus Corona dan Sars memiliki satu benang merah yang sama yang dapat ditelusuri ke virus betacorona yang telah ditemukan pada kelelawar. Namun, virus itu tidak dapat ditularkan ke manusia tanpa perantara.

 

2 dari 3 halaman

Menurut South China Morning Post, Protein yang ditemukan di virus corona Wuhan sangat tinggi, Protein ini biasanya digunakan oleh virus untuk mengenali dan menghubungkan ke permukaan sel inang, tetapi polanya pada virus baru belum pernah terlihat sebelumnya.

Para peneliti membandingkan pola pengkodean genetik yang unik dari virus corona ini dengan dan pola genetik pada hewan,

Hasilnya, Mereka menemukan kecocokan virus corona Wuhan yang paling dekat yaitu dua spesies ular. Pengkodean tersebut cocok dengan ular welang (Banded krait) dan Ular Cobra Cina, kebetulan sekali bahwa kedua spesies tersebut biasa ditemukan di Cina, dari provinsi Hubei tengah hingga Hong Kong di selatan.

 

Virus Wuhan

 

3 dari 3 halaman

Faktanya, Ular dan hewan liar lainnya biasa dimakan di Cina. 

Dalam sebuah studi tahun 2017 oleh Institut Zoologi di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China, lebih dari 60 persen responden di Cina barat daya mengatakan mereka telah makan daging dari binatang liar (termasuk ular) setidaknya sekali dalam dua tahun sebelumnya.

Tetapi studi terbaru telah memicu perdebatan dalam komunitas penelitian China, dengan banyak ilmuwan mempertanyakan kemungkinan koneksi ular. 

" Ini adalah hipotesis yang menarik, tetapi akan membutuhkan beberapa percobaan hewan untuk memverifikasi." ungkap seorang peneliti virologi di Institut Zoologi di Beijing

Beri Komentar