© South China Morning Post
Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Medical Virology pada hari Rabu, tim gabungan dari Beijing, Nanning, Ningbo dan Wuhan merekonstruksikan struktur fisik virus corona dengan menggunakan data yang dipublikasikan
Studi sebelumnya menemukan bahwa virus Corona dan Sars memiliki satu benang merah yang sama yang dapat ditelusuri ke virus betacorona yang telah ditemukan pada kelelawar. Namun, virus itu tidak dapat ditularkan ke manusia tanpa perantara.
Menurut South China Morning Post, Protein yang ditemukan di virus corona Wuhan sangat tinggi, Protein ini biasanya digunakan oleh virus untuk mengenali dan menghubungkan ke permukaan sel inang, tetapi polanya pada virus baru belum pernah terlihat sebelumnya.
Para peneliti membandingkan pola pengkodean genetik yang unik dari virus corona ini dengan dan pola genetik pada hewan,
Hasilnya, Mereka menemukan kecocokan virus corona Wuhan yang paling dekat yaitu dua spesies ular. Pengkodean tersebut cocok dengan ular welang (Banded krait) dan Ular Cobra Cina, kebetulan sekali bahwa kedua spesies tersebut biasa ditemukan di Cina, dari provinsi Hubei tengah hingga Hong Kong di selatan.
Faktanya, Ular dan hewan liar lainnya biasa dimakan di Cina.
Dalam sebuah studi tahun 2017 oleh Institut Zoologi di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China, lebih dari 60 persen responden di Cina barat daya mengatakan mereka telah makan daging dari binatang liar (termasuk ular) setidaknya sekali dalam dua tahun sebelumnya.
Tetapi studi terbaru telah memicu perdebatan dalam komunitas penelitian China, dengan banyak ilmuwan mempertanyakan kemungkinan koneksi ular.
" Ini adalah hipotesis yang menarik, tetapi akan membutuhkan beberapa percobaan hewan untuk memverifikasi." ungkap seorang peneliti virologi di Institut Zoologi di Beijing