© Newatlas.com / Ford
Dulu saya punya pengalaman yang nggak enak banget. Di setiap melakukan perjalanan dengan mobil, saya sering banget merasa mual sampai muntah, dan kebanyakan hal itu terjadi ketika saya duduk di belakang. Ternyata, hal ini menurun ke adik saya. Dia juga demikian rupanya.
Untungnya, sekarang saya sudah nggak lagi mual kalau duduk di belakang mobil saat melakukan perjalanan, nggak tau deh dengan adik saya sekarang. Tapi, tetap aja saya penasaran. Kenapa ya bisa mual kalau duduk di belakang mobil?
Melansir dari Science Alert, alasan kenapa saya mual saat berkendara mobil tepatnya di bagian belakang adalah karena otak belum siap sepenuhnya, belum beradaptasi, sehingga menjadi sangat bingung. Akhirnya, otak meresponsnya dengan menganggapnya ia telah keracanunan secara tiba-tiba. Ya, karena saya masih bingung, saya baca-baca lagi deh artikel lain.
Dari Vestibular.org saya juga membaca, ada sebuah penelitian yagn dilakukan oleh Navy, The National Aeronautics and Space Space Administration dan akedemisi tentang penyebab dan pengobatan mabuk perjalanan.
Sebagai jawaban, mereka bekerja sama dengan perusahaan farmasi Epiomed Therapeutics, California, untuk mengembangkan semprotan hidung yang mengandung skopolamin, yang sangat efektif untuk mengatasi mabuk kendaraan.
Tapi di satu sisi, mereka nggak mengetahui persis apa yang sebenarnya menyebabkan seseorang bisa mabuk kendaraan, termasuk ketika posisinya duduk di belakang mobil yang menjadi banyak kasus.
Namun, ada dua teori yang mereka yakini, yaitu karena ketidak cocokan sensorik antara sistem visual dan vestibular. Sistem vestibular merupakan bagian dari telinga bagian dalam, yang memonitor pergerakan dan membantu mengontrol keseimbangan.
Jadi begini. Kita duduk di bagian belakang mobil. Mata kita sebagai sistem visual mengatakan kepada otak bahwa kita nggak bergerak. Betul? Tapi, sistem vestibular alias telinga bagian dalam memberi tahu sebaliknya: Kita sedang bergerak. Akibatnya, Abinash Virk, direktur klinik perjalanan dan pengobatan tropis di Mayo Clinic Rochester, Minn, menjelaskan bahwa otak menjadi bingung, dan rasa sakit itu (mual) pun muncul.
Otak menganggap bahwa 'ia' sudah teracuni karena telah dibingungkan. Maka kemungkinan besar respons yang muncul setelahnya adalah merasa mual, dan muntah adalah respons protektif untuk membuang (racun) tersebut.
Teori kedua adalah mungkin karena goyangnya tubuh, perubahan gerakan seseorang yang berbeda-beda dalam interval waktu yang singkat. Tom Stoffregen dari University of Minnesota, seorang profesor kinesiologi, menjelaskan: " Orang yang mudah mabuk dalam berjalanan mungkin mareka melakukan gerakan yang berbeda pada umumnya."
Mungkin alasannya adalah karena tubuh sering bergoyang atau terkunjang secara nggak senjaga ketika melakukan perjalanan, sedangkan sebenarnya yang kita lakukan di belakang mobil hanya duduk diam anteng...
Belum puas, saya coba cari artikel lain.
via GIPHY
Dari Merdeka.com, ternyata ada teori lain kenapa orang duduk di belakang mobil sering merasa mual, yaitu sistem pergerakan roda.
Pergerakan mobil ditentukan oleh mobil roda bagian depan, bukan? Sedangkan roda bagian belakang tidak akan bergerak, melainkan hanya mengikuti kemudi. Orang yang duduk di depan nggak bakal pusing karena dia ikut alur roda depan. Sialnya, yang di belakang harus merasakan imbasnya karena terkena efek haluan mobil.
Jadi, orang yang duduk di belakang akan jadi sering pusing dan mual ketika dia melewati banyak jalanan berkelok atau tikungan karena efek haluan yang mereka terima. Berbeda jika jalannya lurus-lurus aja, risiko mereka merasa mual sangatlah kecil.
Jadi, begitulah guys kenapa orang yang duduk di belakang mobil jadi mudah mual. Kalau menurutmu kenapa, ada pikiran lain? Sharing di kolom komentar, dong!