© Smithsonianmag.com
Perut yang kosong mempengaruhi emosi. Beberapa orang berhasil membuktikan hal tersebut. Sebuah kata slang dalam Bahasa Inggris menggambarkan situasi tersebut dengan kata "hangry" yang merupakan gabungan dari "hungry" dan "angry".
Marahnya orang yang sedang lapar kerap dihubung-hubungkan, namun penjelasannya secara ilmiah sangat jarang kita ketahui. Jadi, apakah sebenarnya ada hubungan antara laparnya seseorang dengan emosinya yang jadi mudah tersulut? Atau hal itu cuma cocokologi semata?
Rupanya, ada alasan yang jelas tentang marahnya seseorang yang sedang lapar. Dikutip dari laman Cleveland Clinic, gastroentologist dr. Christine Lee menyebut bahwa hal tersebut berhubungan dengan rendahnya asupan gula saat kondisi perut sedang kosong.
" Saat perutmu dalam kondisi kosong, level kandungan gula dalam darah pasti berkurang. Kondisi itu memancing berbagai hormon seperti kortisol (hormon stres) dan adrenalin. Hormon ini dilepaskan ke darah untuk menyeimbangkan kondisi gula darah yang kurang itu," terang dr. Christine.
" Pelepasan kortisol ini lah yang membuat seseorang jadi lebih agresif," imbuhnya.
Kendati cukup mengganggu, namun kemarahan yang muncul saat kita lapar bukanlah kondisi kesehatan yang perlu dikhawatirkan. Lebih jauh, kita seharusnya memikirkan langkah pencegah munculnya rasa lapar untuk masalah kesehatan yang lebih serius.
" Orang yang punya penyakit bawaan yang mempengaruhi metabolisme seperti diabetes atau gangguan hati sangat berisiko untuk terkena komplikasi sebagai efek dari rendahnya gula darah saat sedang lapar," ujar dr. Christine.
Jadi, alih-alih mengkhawatirkan kemarahan, ada hal lebih serius yang perlu diantisipasi saat kita merasa lapar. Beberapa cara untuk mengantisipasi munculnya rasa lapar berlebih adalah sebagai berikut:
Dengan langkah-langkah di atas, kita tak hanya akan terhindar dari emosi meledak-ledak di saat lapar, namun juga bisa membuat tubuh jadi lebih sehat.
Semoga membantu!
