© Shutterstock
Menjadi sabar sering kali dianggap jadi jalan keluar lebih baik daripada meluapkannya dengan marah-marah. Meskipun kadang sebenarnya, sabar itu artinya kita harus menahan emosi yang ada.
Kalau emosi yang tertumpuk ini terus ditahan, maka akibatnya nggak bakal bagus. Beberapa efek samping seperti masalah kesehatan mental dan fisik jadi taruhannya. Biar lebih jelas yuk ketahui apa saja efek samping kalau kamu terus menahan emosi.
Pasti pernah denger deh ungkapan yang mengatakan, 'marah atau emosinya orang sabar tuh lebih mengerikan daripada orang biasa'.
Jika diliat lagi, ungkapan di atas ada benarnya. Hal ini karena emosi yang sudah ditahan sekian lama akhirnya keluar lebih besar daripada seharusnya. Ini yang menyebabkan orang yang sabar justru bisa tantrum dalam momen-momen tertentu, waktu emosinya sudah nggak bisa ditahan lagi.
Orang yang sabar biasa menyimpang banyak uneg-uneg dalam dirinya. Mereka lebih sering mendengarkan dan menjadi sosok yang tangguh untuk orang lain. Tapi, sebenarnya diri mereka sendiri kesepian dan juga butuh didengarkan.
Kalau ini dibiarkan terus-menerus, bisa mengakibatkan stres atau bahkan depresi berkepanjangan.
Karena emosi yang tertahan itu, orang sabar biasanya melampiaskannya dengan hal-hal negatif, misalnya makan dan minum nggak sehat yang berlebih. Ataupun beberapa dari mereka malah kehilangan nafsu makan sama sekali karena produksi hormon stres yang disebut kortisol, bisa menekan nafsu makan. Tentu saja keduanya bisa berbahaya untuk tubuh.
Menjadi orang yang sabar memang baik, tapi kalau sampai menahan emosi berlebih bakal jadi nggak baik. Untuk itu, lampiaskan emosimu dengan hal-hal yang positif, seperti berolahraga, yoga, ataupun meditasi yang bisa menenangkan pikiran.
