© Shutterstock
Ancaman penyakit adalah salah satu hal yang wajib diwaspadai saat kita memasuki usia lanjut. Salah satu yang kerap menyerang lansia adalah sarkopenia.
Dikutip dari penjelasan dr. Adhikarmika Ulyandari dari RSUP Dr. Kariadi, disebutkan bahwa sarkopenia merupakan kelainan otot yang ditandai dengan berkurangnya kekuatan dan massa otot serta menurunnya performa fisik. Pengidap sarkopenia biasanya akan mengalami kesulitan saat melakukan kegiatan yang melibatkan kekuatan otot seperti berjalan, bangkit dari posisi tidur atau duduk, serta sering jatuh.
Sarkopenia sejatinya menyerang siapa saja tak peduli latar belakang usia, namun lansia jadi golongan yang paling rentan. Berdasarkan data pada 2020 ada sebanyak 26,82 juta lansia di Indonesia. Sementara itu, angka kejadian sarkopenia berkisar antara 9,1 sampai 59 persen. Perbandingan jumlah lansia dan angka kejadian sarkopenia yang cukup tinggi menunjukkan ancaman nyata akan adanya penyakit kelainan otot tersebut.
Dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan geriatri sekaligus staf pengajar di Universitas Padjajaran, Lazuardhi Dwipa, menjelaskan bahwa pemenuhan nutrisi sangat penting bagi para lansia, termasuk asupan protein harian.
Pemberian nutrisi sehat seperti kebutuhan kalori, protein, dan serat pangan berfungsi untuk mencegah penurunan berat badan dan infeksi, serta dapat memperbaiki kerentanan dan sarkopenia atau penurunan massa otot.
" Kebutuhan protein lansia lebih tinggi daripada orang dewasa yang lebih muda. Malah lansia (jika) dikurangi proteinnya, itu salah. Akan terjadi penurunan, penyusutan massa dan kekuatan otot atau namanya sarkopenia," terang Lazuardhi dalam sebuah webinar kesehatan, dikutip dari laman Antara.
Kebutuhan nutrisi tiap lansia bisa berbeda-beda. Konsultasi dengan dokter lebih dianjurkan agar mendapatkan porsi yang pas. Namun, secara umum lansia membutuhkan kalori harian 30 kali berat badannya.
Untuk protein, perlu asupan dengan perbandingan 1 gram/kg/berat badan/hari. Pada kondisi sarkopenia, asupan protein sebesar 1,6 gram/hari bisa meningkatkan hipertofi otot yang diinduksi olahraga pada lansia. Studi menunjukkan, 1 gram protein/hari merupakan jumlah minimal untuk mempertahankan massa otot.
Sementara itu, untuk karbohidrat dan lemak, perbandingannya adalah sebesar 70 persen dibanding 30 persen. Jadi, seseorang yang memiliki berat badan 50 kg umumnya akan membutuhkan kalori total 1500 kkal per hari sementara proteinnya 50 gram per hari.