© Shutterstock
Setiap orang pasti mempunyai emosi. Entah itu sedih, senang, marah, bingung, dan lainnya. Dari mukanya aja, umumnya manusia bisa mengetahui emosi seseorang. Tapi tahu nggak, ternyata ada orang yang bisa kenali ekspresi emosi seseorang!
Ternyata, susah mengenali ekspresi emosi seseorang atau bahkan dirinya sendiri disebut dengan alexithymia. Melansir dari Medical News Today, istilah alexithymia sendiri dicetuskan pertama kali oleh Peter Sifneos, psikiater dan profesor emeritus psikiatri di Harvard Medical Shcool di tahun 1970-an.
Alexithymia berasal dari bahasa Yunani. 'a' berarti kekurangan, 'lexis' berarti kekurangan, sedangkan 'thymos' berarti emosi. Keseluruhan, istilah tersebut berarti kekurangan kata-kata untuk emosi.
Akibatnya, orang dengan alexithymia sulit untuk mengidentifikasi emosi orang lain, apalagi menanggapinya. Hubungannya sehari-hari secara sosial pun menjadi terganggu.
Ada beberapa gejala yang bisa dilihat untuk orang dengan alexithymia, di antara lain:
- Sulit mengidentifikasi perasaan dan emosi, entah milik diri sendiri maupun orang lain
- Sulit membedanakan emosi dan sensasi tubuh yang berhubungan langsung dengan emosi terkait
- Sulit mengkomunikasikan perasaan terhadap orang lain
- Berpikir logis dan kaku, tak ada memperhitungkan emosi
- Sulit menghadapi perasaan stres
- Tampil kaku tanpa humor
- Kepuasaan hidup buruk
Jika kalian menonton drama Korea It's Okay Not To Be Okay, pasti tahu karakter Sang Tae. Ya, Sang Tae mengidap autisme, dan sulit mengenali ekpresi seseorang maupun dirinya sendiri, sehingga dia membutuhkan bantuan berupa gambar-gambar emosi untuk mengenali ekspresi emosi seseorang.
Itu berarti, Sang Tae mempunyai alexithymia, yang erat kaitannya dengan autisme yang dimilikinya. Penelitian pada tahun 2018 menunjukan, bahwa setengah dari orang dengan autisme cenderung mempunyai alexithymia.
Alexithymia bukanlah kelainan, makanya profesional kesehatan tak merekomendasikan atau meresepkan pengobatan untuk orang dengan alexithymia. Tapi, jika kondisi tersebut terjadi bersamaan dengan kondisi mental lainnya, seperti depresi atau PTSD, kondisi lain itulah yang bisa dicari pengobatannya.
Untuk membantu kehidupan sehari-hari, mungkin yang dilakukan karakter Sang Tae di It's Okay To Not To Be Okay bisa dilakuka, yaitu belajar mengingat gambar-gambar ekpresi emosi dan menerapkannya dalam keseharian sehari-hari.
Jadi, begitulah kawan-kawan orang yang tak bisa kenali ekspresi emosi seseorang seperti Sang Tae. Semoga bermanfaat, ya!