© Shutterstock
Menurut Holding BUMN Pariwisata In Journey, masyarakat Indonesia masuk dalam populasi yang kurang piknik. Melansir dari data UNWTO, orang Indonesia rata-rata hanya piknik 2,6 kali dalam setahun. Jumlahnya jauh lebih kecil daripada negara Asia lainnya, seperti Malaysia, Jepang dan China. Padahal, piknik adalah salah satu solusi untuk melepas penat dan meredam stres.
Fenomena kurang piknik ini bisa mengacu pada nature deficit disorder. Istilah tersebut awalnya diperkenalkan dalam buku berjudul Last Child in The Woods: Saving Our Children From Nature Deficit Disorder karya Richard Louv.
Nature deficit disorder diartikan sebagai kurangnya waktu bermain di alam sehingga berpotensi mengalami masalah kesehatan.
Nature deficit disorder belum diakui sebagai gangguan mental hingga saat ini. Meski begitu, Richard Louv mengumpulkan data-data hasil risetnya untuk mendeskripsikan kondisi seseorang yang mengasingkan diri dari alam. Beberapa penyebab nature deficit disorder, yaitu:
Jawabannya jelas bermain ke alam. Kamu dan keluarga bisa piknik di ruang terbuka, mengunjungi pantai atau mendaki gunung. Selain itu, mulai batasi pemakaian gadget pada Si Kecil dan dorong mereka untuk bermain di luar bersama teman-temannya.
Kalau kamu benar-benar tidak punya waktu luang untuk berlibur, kamu bisa membuat kebiasaan sederhana cukup dengan berada di luar ruangan saja. Misalnya, berjalan-jalan ke taman di dekat rumah atau kantor atau berkebun.
Kamu juga bisa mengubah rumah agar memperoleh nuansa alam di dalamnya. Caranya dengan menanam berbagai jenis tanaman dan membuka jendela lebar-lebar supaya sirkulasi udara di dalam rumah semakin sejuk. Dengan demikian, kamu tetap bisa merasakan sentuhan alam meski hanya di rumah saja.
Nah, semoga informasi ini bermanfaat ya!