© Shutterstock
Hampir setiap orang pasti pernah mengalami cegukan. Seringkali, kondisi ini terjadi saat makan terlalu cepat atau kekenyangan, bahkan secara tiba-tiba.
Sebagian besar cegukan akan berhenti dengan sendirinya. Cegukan adalah efek dari kontraksi otot diafragma yang terjadi secara tiba-tiba. Suara yang muncul selama cegukan terjadi ketika pita suara menutup pada saat kontraksi otot tersebut.
Tapi, kalau kamu cegukan dan itu terjadi terus-menerus, maka kamu harus mewaspadai akan adanya suatu pertanda penyakit lain.
Umumnya, pemicu cegukan berkaitan dengan pola makan, seperti makan terlalu banyak, menelan udara sambil mengunyah permen karet, dan mengonsumsi minuman bersoda secara berlebihan. Selain itu, cegukan juga bisa disebabkan oleh perubahan cuaca yang tiba-tiba, stres, ataupun terlalu bersemangat.
Sementara, cegukan yang terus-menerus belum diketahui pasti penyebabnya. Tapi, ada beberapa kondisi yang mungkin jadi penyebabnya, seperti iritasi pada gendang telinga akibat benda asing, radang tenggorokan, pembesaran kelenjar tiroid, tumor atau kista pada tenggorokan, kehamilan, hernia hiatus, gangguan elektrolit, serta naiknya asam lambung ke kerongkongan (gastroesophageal reflux disease/GERD).
Beda dengan cegukan biasa yang akan hilang dengan sendirinya, cegukan terus-menerus yang terjadi melebihi tiga jam harus segera konsultasi ke dokter.
Biasanya, dokter akan memberikan obat seperti chlorpromazine, haloperidol, obat antikejang asam valproat, fenitoin, dan carbamazepine, atau obat antimuntah metoclopramide.
Jika pengobatan tersebut tidak berhasil, maka dokter akan merekomendasikan suntikan obat bius lokal pada saraf yang ada di antara leher dan dada. Pilihan pengobatan selanjutnya adalah penempatan alat implan untuk memberikan stimulasi elektrik ringan pada saraf agar dapat menghentikan cegukan terus-menerus.
Semoga informasi ini bermanfaat!