© News.umich.edu.com
Menghela nafas panjang sering kita lakukan tanpa sadar. Meski begitu, kita semua menyadari jika hal ini reflek kita lakukan ketika lelah atau sedang stress menghadapi sesuatu.
Sebenarnya menghela nafas merupakan salah satu cara tubuh untuk melampiaskan dan meredakan emosi dalam waktu yang cepat.
Dilansir dari Prevention.com, menurut Karl Halvor Teigen, dosen psikologi di Universitas Oslo, menghela nafas sejak zaman dahulu ternyata sudah diartikan sebagai tanda kekecewaan, kekalahan, frustasi, bosan, kekesalan sampai kerinduan lho.
menghela napas secara berlebihan menandakan seseorang sedang berada di bawah tekanan berat, penyakit kardiovaskular, gangguan saraf, dan gangguan pernapasan.
Dilansir dari TheGuardian.com, ketika tubuh merasa stress, paru-paru akan jadi lebih kaku sehingga pertukaran gas yang keluar masuk tubuh jadi kurang maksimal. Karena itu lah tubuh akan refleks menghela nafas untuk tetap menjaga fungsi paru-paru.
Menurut Jack Feldman, Profesor Neurobiologi di UCLA, setiap helaan nafas adalah sesuatu yang normal. Hal ini karena paru-paru manusia dipenuhi oleh ratusan juta alveoli yang Feldman gambarkan sebagai balon kecil mengembang setiap tubuh menarik napas.
Dengan masuknya oksigen baru untuk menggantikan karbon dioksida yang keluar saat kita menarik napas dapat memperlambat detak jantung serta menurunkan atau menstabilkan tekanan darah tubuh.
Jadi menghela nafas memang cara refleks tubuh untuk membuatmu lebih rileks dari tekanan yang sedang dihadapi.