© Shutterstock
Dokter terkenal sosok yang membantu orang-orang sakit agar kembali sembuh. Tapi, kita pasti semua setuju bahwa orang yang berprofesi demikian sebagian besar memiliki tulisan yang jelek. Nggak heran jika banyak orang atau pasiennya yang nggak bisa dan mengerti maksud tulisan itu.
Ternyata, tulisan jelek bukan semata-mata sebuah takdir yang harus dimiliki para dokter, atau karena nggak pernah diajarin menulis yang bagus apalagi tegak bersambung. Dilansir dari Reader's Digest, ada alasan masuk akal yang menyebabkan kenapa para dokter tulisannya jelek-jelek.
Gini, dokter nggak hanya menangani satu-tiga pasien aja. Bisa puluhan, bahkan ratusan kalau mungkin, nggak cuma kamu aja. Sedangkan setiap dokter harus menulis banyak detail keluhanmu untuk memastikan penyakit apa yang kamu derita. Kalau tulisannya dibagus-bagusin, bisa-bisa waktu memakan banyak. Bisa dimengerti?
Udah menangangi banyak pasien, harus menulis segala macamnya pula. Bayangin aja betapa melelahkan mental dan fisiknya? Apalagi tangannya itu. Makanya, semakin waktu berjalan di setiap harinya, tulisan seorang dokter akan semakin jelek karena otot tangannya telah kebanyakan bekerja.
Kalau aja seorang dokter bisa berlama-lama dengan setiap pasiennya, dia akan lebih pelan dan tulisannya nggak akan buruk-buruk amat. Tapi nyatanya, di luar ruangan banyak pasien yang mengantri sebegitu banyaknya. Jadi, dokter akan lebih memilih memberi tahu informasi penting yang dibutuhkan daripada memperhatikan bagus atau tidak tulisan mereka.
Di dunia kedokteran, banyak istilah medis yang sangat sulit disebutkan, apalagi ditulis. Sebut aja untuk menulis 'epididymitis' saja kebayang sulit banget tanpa ada bantuan spellcheck dair komputer. Gara-gara ini, dokter jadi suka nulis 'ceker ayam' biar nggak ribet.
Tapi tenang aja. Kalau dokter nulis resep untuk kamu dan kamu menyerahkannya ke apotik yang isinya orang-orang farmasi, mereka bisa kok mengerti maksudnya. Karena hal-hal tersebut, harap maklum ya kalau tulisan para dokter itu jelek...