© Shutterstock
Tanpa disadari, banyak orang yang mengalami kesepian dalam hidupnya. Kesepian memang jadi momok yang merugikan kesehatan. Selain dari sisi kesehatan fisik, tentu saja kesepian juga berpengaruh pada kondisi mental di kemudian hari.
Beberapa studi mengemukakan dampak kesepian terhadap otak sebagai faktor pemicu demensia. Untuk lebih lengkapnya, simak terus artikel ini ya!
Dalam jurnal Neurology pada 7 Februari 2022, para peneliti Amerika Serikat yang tergabung dalam Framingham Study ingin memperjelas hubungan antara kesepian dengan penyakit Alzheimer dan demensia.
Penelitian ini melibatkan 2.308 partisipan berusia 40–79 tahun yang tidak menderita demensia. Tapi, penelitian ini lalu menyeleksi partisipan berusia 60 tahun ke atas karena risiko demensia lebih rendah di bawah 60 tahun.
Para peneliti memantau partisipan selama 10 tahun untuk melihat perkembangan demensia. Selama rentang waktu tahun itu, para peneliti mencatat bahwa 329 (14 persen) dari 2.308 partisipan terdiagnosis demensia.
Untuk meneliti tingkat kesepian, para peneliti menggunakan metode kuesioner Center for Epidemiologic Studies Depression Scale. Standar 'kesepian' dalam studi ini adalah partisipan yang merasakan kesepian minimal 3 hari dalam 1 minggu sebelum pengisian kuesioner.
Para peneliti lalu melihat bahwa dari 2.308 partisipan, sebanyak 144 partisipan (6 persen) merasa kesepian. Oleh karena itu, mereka yang terus-menerus merasakan kesepian dan tidak menanganinya memiliki risiko lebih besar mengembangkan demensia dalam 10 tahun.
Selain faktor kesepian, para peneliti juga memantau pengaruh faktor risiko genetik antara kesepian dan risiko demensia. Dalam beberapa studi sebelumnya, alel apolipoprotein E gene (APOE ε4) dikaitkan dengan risiko demensia yang lebih tinggi.
Tapi, pada partisipan di bawah 80 tahun yang tak memiliki APOE ε4, kesepian meningkatkan risiko demensia hingga tiga kali lipat. Lemahnya pengaruh APOE ε4 dalam hubungan antara kesepian dan demensia pada partisipan berusia 79 tahun ke atas diduga akibat faktor genetik, dan usia yang lebih mungkin menyebabkan demensia.
Para peneliti menemukan bahwa kesepian menyebabkan fungsi eksekusi yang lebih buruk (pengambilan keputusan, perencanaan, dan logika). Dengan pemindaian MRI, para peneliti menemukan bahwa kesepian meningkatkan cedera materi putih pada otak dan mengurangi volume otak, yang merupakan gejala awal demensia.
Oleh karena itu, kesepian terlibat dalam tahap awal penurunan kognitif dan mempercepat perkembangan demensia.
Karena indikator awal demensia masih samar, maka hubungan antara kesepian dan risiko demensia masih harus ditelusuri lagi. Tapi, karena kesepian meningkatkan risiko demensia, maka penting untuk menangani masalah kesepian agar tidak mengembangkan risiko demensia.
Semoga informasi ini bermanfaat ya!