© Shutterstock
Kita seringkali menemukan kenalan atau kerabat yang pernah mengalami penyakit tifus atau demam tifoid. Biasanya penyakit ini memang terjadi di negara-negara berkembang, seperti Indonesia.
Penyakit Tifus ini disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi yang tersebar melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi. Banyak kabar yang tersebar bahwa ramuan cacing tanah efektif untuk mengobati tifus. Beneran nggak sih, nggak jijik?
Melansir dari Halodoc.com, pengobatan traditional tifus dengan cancing tanah sebenanrya telah lama digunakan, misalnya dari Cina dan Korea, bahkan Indonesia. Kata orang-oran terdahulu, pengobatan traditional dengan cacing tanah mampu mengatasi tifus.
Namun, penelitian yang dilakukan oleh Departemen Mikrobiologi dan Farmakologi Universitas Airlangga menunjukkan bahwa pengobatan traditional tersebut tidak menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap Salmonella typhi, padahal konsentrasi cacing tanah telah mencapai 3.200 mg/ml.
Pada penelitian di The Effect of Lumbricus rubellus in Treatment of Patient with Typhoid Fever, disebutkanab bahwa penambahan ekstrak cacing tanah Lumbricus pada pasien di antibiotik siprofloksasin tidak membantu dalam penyembuhan.
Sebut sama demam pasien tifus turun, tapi bakteri Salmonella di dalamnya belu mati, masih ada di dalam perut. Di kemudian hari, bakteri tersebut bisa menginfeksi kembali. Penyakitnya bahkan bisa memburuk karena tidak diobati dengan antibiotik, dan juga bisa menyebabkan masalah pencernaan lain jika dalam kondisi yang tidak baik.
Pengobatan tifus dengan cacing tanah belum diketahui dengan jelas khasiatnya. Alangkah lebih baiknya diobati dengan antibiotik yang tentu dalam pengawasan dokter serta beristirahat total dan konsumsi makanan sehat dan bergizi.
Semoga bermanfaat!