© Guinessworldrecords.com
Punya tubuh tinggi adalah cita-cita banyak orang semasa kecil. Segala usaha dilakukan mulai dari minum susu sampai lompat-lompat.
Saat kita berusaha sedemikian rupa, beberapa orang mendapatkan keistimewaan untuk bertambah tinggi, bahkan sampai menjulang melebihi manusia pada umumnya. Sebut saja nama orang tertinggi dunia yang masih hidup saat ini, Sultan Kösen. Pria asal Turki itu memiliki tinggi tubuh 2,51 meter!
Eits, sebelum merasa bahwa tubuh tinggi menjulang seperti Sultan Kösen adalah hal yang keren, ada baiknya kita mencari tahu tentang penjelasan di balik tinggi tubuh di luar normal tersebut. Apa ya penyebabnya?
Kondisi tubuh Sultan Kösen dengan tinggi yang menjulang lebih dari manusia normal disebut sebagai gigantisme.
Dikutip dari laman alodokter, gigantisme sendrii adalah gangguan pertumbuhan yang menyebabkan anak-anak tumbuh sangat tinggi dan besar sehingga nampak seperti raksasa. Hal ini disebabkan adanya produksi hormon pertumbuhan yang berlebih.
Dengan penjelasan tersebut, maka sebenarnya kondisi tinggi melebihi batas normal seperti Sultan Kösen justru merupakan wujud dari kelainan atau penyakit.
Gigantisme sendiri dipicu oleh adanya tumor jinak di bagian otak, tepatnya pada pituitary gland atau kelenjar hipofisis.
Tumor jinak tersebut tumbuh di kelenjar hipofisis yang terletak di bagian bawah otak . Kelenjar hipofisis sendiri merupakan penghasil hormon pertumbuhan, di samping fungsi lain yang mempengaruhi kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, atau organ reproduksi.
Pengaruh keberadaan tumor jinak di kelenjar hipofisis akan terlihat dari produksi hormon pertumbuhan yang akhirnya menjadi berlebihan. Tinggi tubuh pun akan melebihi ukuran normal manusia.
Tinggi tubuh berlebih sebenarnya justru memberi handicap untuk orang yang mengalami. Sebab, pada dasarnya tinggi manusia memiliki batasan. Batasan untuk tinggi tubuh manusia adalah hukum fisika yang bernama square cube law.
Perlu diingat bahwa saat kita bertumbuh, tak hanya tinggi kita saja yang bertambah, namun tubuh pun akan makin lebar. Hal tersebut kemudian berpengaruh pada berat badan yang juga bertambah.
Semakin tinggi, semakin lebar, semakin berat pula tubuh seseorang. Oleh karena itu, pada orang dengan gigantisme, pada umumnya tulang mereka tak akan lagi kuat menyangga beban. Akibatnya, tubuh orang dengan gigantisme umumnya jadi lebih bungkuk dan perlu bantuan tongkat untuk menopang tubuh.
Dikutip dari konten video YouTube 'Kok Bisa?', profesor asal Oxford Unversity, John Wass, mengatakan bahwa tinggi badan manusia yang lebih dari 2,7 meter tak hanya membuat proporsi tubuhnya jadi mencolok, namun juga akan menyulitkan aktivitas.
Hal ini terjadi karena otot akan kesulitan untuk menggerakkan tubuh. Jantung pun akan mengalami kesulitan yang sama untuk memompa pasokan darah ke seluruh tubuh, termasuk ke otak sebagai pusat aktivitas.
Hm, setelah mengetahui fakta demikian, apakah memiliki tubuh tinggi menjulang masih jadi obsesi?
Semoga kalaupun diberi tubuh tinggi, kita dapat yang pas dan tak berlebihan, ya.